Liputan6.com, Surabaya- Sejumlah pedangdut lokal Surabaya mengungkapkan keluh kesahnya bertahan hidup di tengah pandemi Corona Covid-19. Memang Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tidak melarang hiburan, tetapi pembatasan jam operasional dan kerumunan orang membuat para biduan itu sepi job manggung.
Salah satu pedangdut lokal Surabaya, Nuriska Pramyta, mengungkapkan sebagian biduan dangdut sudah mulai mendapatkan job manggung.
"Sebagian ada yang belum, jadi belum lancar seperti dahulu, masih ada yang ragu memberikan izin, seperti pihak-pihak tertentu," ujarnya usai acara kopdar Aliansi Pekerja Seni Indonesia (APSI) di gedung Cak Durasim Surabaya, Minggu (13/9/2020).Â
Advertisement
Baca Juga
Lantas, pihak mana yang tidak mengizinkan adanya panggung dangdut sekalipun sudah menerapkan protokol kesehatan? Nuriska menjawab, jika penolakan kebanyakan dari perangkat kampung dan pihak kepolisian setempat.Â
"Dari RT, RW, Kelurahan, Polsek. Malah kalau Polrestabes tahu semua, pasti ngebolehin. Sudah tahu soal Aliansi Pekerja Seni Indonesia (APSI) Surabaya. Ada beberapa yang enggak boleh, dan itu tertentu sih kalau dari wilayahnya," ucapnya.Â
Dia menerangkan, susahnya para pedangdut lokal Surabaya mendapatkan izin manggung mayoritas terjadi di daerah Surabaya Barat.Â
"Di daerah Surabaya Utara sudah banyak yang bisa, tetapi tergantung dari kampungnya. Kalau untuk Surabaya Barat yang belum bisa, dan kebanyakan dari perangkat RT, RW, kelurahan, dan polsek setempat," tuturnya.Â
Alasan para perangkat tersebut kebanyakan masih ragu dalam memberi izin. Padahal, keinginan para pedangdut lokal Surabaya untuk mendapatkan job manggung sudah tinggi.Â
"Kadang dipersulit, mungkin masih ragu mereka memberikan ijin, padahal kita sudah izin. Keinginannya seperti yang dahulu, normal lagi, bisa bekerja lagi, kasihankan yang butuh pemasukan, apalagi janda seperti saya ini," ujar salah satu biduan dangdut di Surabaya ini.Â
Â