Hasil Survei Uinsa Surabaya: Popularitas Machfud Arifin Unggul Tipis dari Eri Cahyadi

Kepala Prodi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UINSA, Holilah mengungkapkan,pertimbangan memilih kandidat mayoritas di Surabaya tergolong rasional dan bukan emosional.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 24 Nov 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2020, 20:00 WIB
Ilustrasi pilkada serentak (Liputan6.com/Yoshiro)
Ilustrasi pilkada serentak (Liputan6.com/Yoshiro)

Liputan6.com, Surabaya - Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, (FISIP) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, mengumumkan hasil survei Pilkada Surabaya secara daring, Selasa (24/11/2020).

Hasil survei disampaikan secara langsung oleh Kepala Prodi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UINSA Surabaya, Holilah.  Holilah mengungkapkan, popularitas Pasangan Calon (Paslon) wali dan wakil wali kota Surabaya, nomor urut dua, Machfud Arifin-Mujiaman (MAJU) unggul dari paslon nomor urut satu, Eri Cahyadi-Armudji (ERJI). 

"Popularitas pasangan MAJU unggul yakni, dengan berada di angka 47,4 persen. Sementara paslon ERJI dengan angka 47,1 persen," ujar dia. 

Sedangkan dari sisi elektabilitas, lanjut Holilah, paslon MAJU juga unggul yakni capai  46 persen. Sementara paslon ERJI berada 42,86 persen. "Selisih 3,14 persen," kata dia.

Selain elektabilitas dan popularitas, survei juga membahas akseptabilitas atau yang paling disukai oleh masyarakat. Dalam hal ini paslon MAJU unggul di angka 47,4 persen. Sedangkan pasangan ERJI di angka 46,3 persen.

Holilah menuturkan, survei dilakukan pada 2-12 November atau sebelum debat publik pasangan calon digelar di televisi. Dengan melibatkan 350 koresponden serta tingkat kepercayaan 95 persen. "Menggunakan metode multistage random sampling," ujar dia.

Mayoritas koresponden yang terpilih disebutkan memeluk agama Islam sebesar 96,5 persen. Sementara afiliasi organisasi keagamaan masyarakat adalah NU dengan sebesar 59,4 persen.

Dalam survei kali ini, Holilah juga mengatakan, pertimbangan memilih kandidat mayoritas di Surabaya tergolong rasional dan bukan emosional. 

"Hal ini dibuktikan dengan tingginya preferensi pada program dan visi-misi (29,4 persen), kemampuan memimpin (23,7 persen), pengalaman (10,1 persen), dan hanya sebagian kecil yang kecenderungan sosiologis misalnya faktor agama (7,7 persen)," urainya.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Harapan Warga Surabaya

Ilustrasi pilkada serentak (Liputan6.com/Yoshiro)
Ilustrasi pilkada serentak (Liputan6.com/Yoshiro)

Holilah juga menambahkan sangat besar harapan masyarakat pada pemimpin selanjutnya atau pengganti dari Tri Rismaharini (Risma) mampu mengentas masalah pengangguran di Surabaya. 

"Tiga urutan permasalahan utama yang perlu diselesaikan oleh pemimpin Kota Surabaya mendatang menurut responden adalah masalah pengangguran (27,9 persen), masalah jaminan kesehatan (20,4 persen), dan pelayanan jaminan pendidikan (15,8 persen)," ujar dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya