Ekspor Jatim 2020 Terkendala Kontainer Langka, Biaya Kirim Jadi Berlipat

Hambatan kekurangan penyediaan kontainer internasional membawa konsekuensi pada biaya angkut ke kapal yang cukup tinggi.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Feb 2021, 16:19 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2021, 16:19 WIB
FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Surabaya - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim menyebut kelangkaan kontainer yang hingga kini masih terjadi, menjadi salah satu hambatan ekspor di wilayah setempat pada 2020, akibatnya biaya pengiriman mengalami kenaikan berlipat-lipat.

"Ini juga yang menjadi salah satu penyebab ekspor Jatim di triwulan IV/2020 kemarin mengalami penurunan. Kontainer langka dan biayanya menjadi sangat mahal," kata Ketua Kadin Jatim Adik Dwi Putranto di Surabaya, Minggu, 7 Februari 2021.

Adik terus menyoroti kelangkaan kontainer yang hingga kini masih dirasakan para eksportir dan berharap pemerintah bisa memberikan solusi yang terbaik agar kinerja ekspor bisa kembali naik, dilansir dari Antara.

Ketua Gabungan Pengusaha Ekspor-Impor (GPEI) Jatim Isdarmawan Asrikan mengakui hal yang sama, bahwa naiknya komoditas ekspor Jatim masih belum dibarengi terbukanya akses internasional, khususnya kekurangan kontainer ekspor.

“Ya, masalah kekurangan kontainer ekspor internasional ini juga karena COVID-19, sebab beberapa negara belum membuka akses sepenuhnya," kata Is, sapaan akrab Isdarmawan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini


Biaya Angkut Mahal

Wow, Kapal Besar Ini Bawa Ekspor Manufaktur Indonesia ke AS
Penampakan kapal besar (Direct Call) pembawa kontainer yang membawa ekspor Indonesia ke AS di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/5). Produk yang diekspor berupa alas kaki, garmen, dan barang elektronik. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ia mengatakan hambatan kekurangan penyediaan kontainer internasional membawa konsekuensi pada biaya angkut ke kapal yang cukup tinggi, sehingga ongkos pengiriman barang ekspor ke tempat tujuan menjadi lebih mahal dari sebelumnya.

"Kami tetap berharap agar tahun 2021 mulai membaik, sebab geliat ekspor di Jatim sudah menunjukkan kenaikan," katanya.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat secara kumulatif (YoY) ekspor Jatim turun 5,29 persen, yakni dari Januari-Desember 2019 sebesar 20,2 miliar dolar AS turun menjadi 19,2 miliar dolar pada periode yang sama tahun 2020.

Sedangkan kinerja perekonomian Jatim sepanjang 2020 juga tercatat mengalami kontraksi 2,39 persen, hal ini sebagai dampak pandemi COVID-19.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya