Bekas TPA Lowokdoro Bakal Disulap Jadi Wisata Gantangan Burung Berkicau

Pembangunan bekas TPA Lowokdoro jadi wisata gantangan burung berkicau itu menghabiskan anggaran Rp 2,5 miliar pada APBD 2022

oleh Zainul Arifin diperbarui 16 Okt 2021, 12:07 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2021, 12:07 WIB
Lomba Kicau Burung Sedot Perhatian Warga di KBT
Sejumlah burung mengikuti lomba kicau di kawasan Kanal Banjir Timur, Jakarta, Rabu (29/8). Lomba yang diadakan komunitas pecinta burung itu menarik perhatian warga serta pengendara yang melintas di kawasan tersebut. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Malang - Bekas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Lowokdoro, Kota Malang, pada tahun depan bakal disulap menjadi sebuah tempat wisata burung berkicau. Selain bisa digunakan oleh para penghobi burung, juga diharapkan jadi destinasi wisata di Malang terbaru.

Lahan bekas TPA Lowokdoro seluas 9.700 meter persegi dan 3.700 meter persegi di antaranya hendak dijadikan wisata gantangan burung berkicau. Dilengkapi 40 tempat gantangan burung, 4 stand kuliner, gelanggang terbuka dan lainnya. Jadi alternatif wisata di Malang.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Disporapar) Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni, mengatakan, para penghobi burung berkicau di kota ini telah menggunakan sejumlah tempat untuk gantangan maupun kontes burung berkicau.

“Selama ini kan kalau ada lomba nasional sering bingung tempat. Nah nanti bisa pakai tempat baru itu, tentu saja dikenakan retribusi,” kata Ida Ayu di Malang, Jumat, 15 Oktober 2021.

Anggaran pembangunan wisata gantangan burung berkicau sebesar Rp 2,5 miliar pada APBD 2022 dan disetujui DPRD Kota Malang. Seluruhnya digunakan mulai dari detail engineering design (DED), pengurukan dan pemadatan tanah serta pembangunan fasilitas.

“Karena direncanakan jadi destinasi wisata, maka dilimpahkan ke kami. Tahun depan itu masih tahap pertama. Perlu pengurukan dan pemadatan karena kontur tanahnya tak stabil,” ujar Ida Ayu.

Karena areanya berbentuk persegi empat dan cenderung menyempit ke dalam, maka konsep dibuat mirip layang – layang. Luas di awal dan semakin menyempit masuk ke dalam. Bisa menjadi destinasi wisata di Malang dan berdampak positif bagi perekonomian masyarakat.

“Tentu akan ada multiplayer efek bagi masyarakat sekitarnya,” ucap Ida Ayu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Awal Mula Gagasan

Pemkot Malang pada 2019 silam semula berencana mengubah bekas TPA Lowokdoro jadi ruang terbuka hijau (RTH). Namun urung dan dipilih dikembangkan sebagai destinasi wisata baru. Sebab pemkot menilai di Kota Malang sudah lama belum memiliki destinasi wisata baru.

Ida Ayu mengatakan, semula bekas TPA Lowokdoro diperkirakan berada di atas lahan seluas sekitar 11 ribu meter persegi. Setelah keluar sertifikat dari Badan Pertanahan Nasional, ternyata 1.500 meter persegi telah diruislag perseorangan dan 800 meter persegi tak jelas kepemilikannya.

“Jadi tanah yang sertifikatnya milik pemkot ya hanya 9.700 meter persegi itu. Lalu diminta untuk dikembangkan jadi sebuah destinasi wisata baru,” ujar Ida Ayu.

Pembangunan wisata burung berkicau dengan anggaran Rp 2,5 miliar pada 2022 itu baru tahap pertama. Diharapkan bisa dilanjutkan lagi tahap kedua menggunakan sisa lahan lainnya pada 2023 mendatang dengan perkiraan anggaran sebesar Rp 7,5 miliar.

Menurut Ida, bila disetujui untuk tahap kedua tidak hanya menambah jumlah gantangan burung saja. Tapi juga akan dimaksimalkan untuk penambahan ruang terbuka hijau sekitar 1 persen dari luas lahan tersisa.

“Bisa ditanami tabebuya maupun pohon perdu lainnya sehingga semakin bagus. Tapi itu bila rencana tahap kedua kelak disetujui,” ujar Ida Ayu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya