Liputan6.com, Surabaya - Isak tangis pria 40 tahun berinisial MS pecah saat mengikuti ibadah kebaktian Tri Hari Suci secara perdana di Gereja Efesus Rumah Tahanan (Rutan) Klas I Surabaya, yang berada di Medaeng, Waru, Sidoarjo.
Dia bersama 42 warga binaan yang lainnya terlihat sangat khitmad mengikuti ibadah. Jari jemari dari kedua tangannya saling mengepal. Mulutnya tak berhenti merapalkan doa. Perlahan-lahan air matanya tumpah. Mengalir di kedua pipinya.
"Ini adalah pengalaman pertama ikut ibadah peringatan Tri Hari Suci di rutan. Sebelumnya, saya selalu merayakan ibadah bersama keluarga besar di gereja,” ujar MS sambil mata berkaca-kaca, Jumat (15/4/2022).
Advertisement
Namun, sejak lima bulan lalu, MS harus berpisah bersama keluarganya karena harus menjalani hukuman di rutan yang terletak di Desa Medaeng itu.
Pengaruh buruk narkotika membuatnya harus menanggung konsekuensinya. “Saya jadi ingat istri dan dua anak saya yang selama ini selalu kasih semangat,” tuturnya.
Meski begitu, MS mengaku kotbah dari Pendeta RD Bernardus Satya Graha membuat dirinya menjadi lebih kuat menghadapi ujian yang diterimanya. MS mengatakan bahwa Paskah merupakan suatu hal yang sangat penting bagi dirinya.
Menurut dia, ada beberapa makna pelaksanaan Ibadah Jumat Agung yang untuk memperingati kematian Yesus itu. "Jadi penyaliban Yesus ini untuk menebus dosa manusia," ujar MS.
Secara Online
Plt Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim Wisnu Nugroho Dewanto menjelaskan, karena masih dalam pandemi, jajarannya di 39 lapas/rutan menggelar ibadah peringata Tri Hari Suci secara online.
Untuk Rutan Surabaya mengikuti ibadah dengan Paroki Santo Yakobus Surabaya via sambungan teleconference.
“Momen ini jadi salah satu pembinaan kerohanian, agar warga binaan semakin dekat dengan Sang Pencipta,” ujar Wisnu.
Sementara itu, Karutan Klas 1 Surabaya, Wahyu Hendrajati menyebutkan, pihaknya memberikan kesempatan kepada warga binaan untuk menjalankan ibadah peringatan Tri Hari Suci.
Hendrajati juga mengungkapkan, momen perayaan ini juga dimanfaatkan untuk forum silahturahmi antar warga binaan. Namun, Hendrajati mengatakan bahwa keluarga warga binaan belum diperbolehkan berkunjung karena masa pandemi.
“Peringatan tahun ini digelar secara sederhana saja, untuk kunjungan belum diperbolehkan, namun kami fasilitasi dengan layanan video call,” ucapnya.
Advertisement