Liputan6.com, Probolinggo - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kabupaten Probolinggo bekerja sama dengan Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) memberikan pelatihan komputer bagi penyandang disabilitas.
Kegiatan ini diikuti 15 peserta dengan rincian 5 orang tuna netra, 5 orang tuna daksa dan 5 orang tuna rungu. Mereka berasal dari Pertuni, Persatuan Disabilitas Kabupaten Probolinggo (PDKAPRO) dan Gerakan Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin).
Ketua DPC Pertuni Kabupaten Probolinggo Arizky Perdana Kusuma mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan pelibatan peran disabilitas dalam sektor pembangunan. khususnya bidang infrastruktur di Kabupaen Probolinggo.
Advertisement
“Jadi kegiatan ini untuk penguat teman-teman dalam mengakses pekerjaan yang setara. Untuk bisa bekerja itu perlu ketrampilan, makanya kami menginisiasi ini agar mereka juga mempunyai ketrampilan yang sama dengan teman-teman non difabel,” ujarnya, Jumat (17/6/2022).
Rizky menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk mengadvokasi terkait dengan regulasi untuk peluang kerja yang setara bagi difabel di era digitalisasi dengan harapan adanya fasilitas layanan publik yang ramah termasuk di BLK Kraksaan dan Dispersip Kabupaten Probolinggo.
“Selain itu, untuk meningkatkan kompetensi teman-teman difabel, khususnya di bidang komputer ini agar mereka juga mempunyai ketrampilan yang dibutuhkan sehingga bisa terserap di lowongan pekerjaan,” jelasnya.
Rizky mengaku bahwa perhatian pemerintah daerah terhadap disabilitas baru dirasakan oleh penyandang disabilitas sekitar 5 tahun terakhir. Seperti pelibatan Pertuni dalam Musrenbang 2018.
“Sebelumnya sebetulnya sudah ada dukungan-dukungan tapi kurang massif dan kurang sifgnifikan. Misalnya kami membutuhkan pelatihan itu sempat didukung oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan serta Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,” jelasnya.
Rizky mengharapkan kebutuhan, hambatan dan harapan dari penyandang disabilitas bisa diketahui oleh masyarakat dan pemerintah sehingga mereka dapat mendiskusikan terkait dengan kebutuhan, hambatan dan harapan dengan masyarakat dan pemerintah. Kalau kebutuhan bisa dipenuhi, kalau kendala ada solusinya dan kalau harapan bisa tercapai.
“Saya rasa salah satu alurnya adalah adanya regulasi terkait dengan pemenuhan dan perlindungan serta penghormatan hak teman-teman disabilitas sudah terbit berupa Perda Disabilitas,” tegasnya.
Tempat Pemberdayaan Masyarakat
Kepala Bidang Pelayanan Pengembangan Perpustakaan Dispersip Kabupaten Probolinggo Suryana Nuring Perbawani mengaku mendukung dengan kegiatan pelatihan bagi penyandang disabilitas. Sebab perpustakaan itu sebagai pusat pemberdayaan masyarakat. Jadi sebagai pusat ilmu pengetahuan dan masyarakat bisa mengakses informasi dan teknologi secara mudah.
“Hal ini sesuai dengan kebijakan agenda pembangunan berupa peningkatan kualitas SDM yang profesional dan berdaya saing. Kami juga memfasilitasi masyarakat untuk berkegiatan meningkatkan kesejahteraan hidupnya di dalam perpustakaan,” katanya.
Nuring mengharapkan ke depan semakin banyak masyarakat yang melakukan kegiatan di perpustakaan. Apa saja nantinya Dispersip bisa memfasilitasi supaya mereka semakin luas wawasannya. Dengan ilmunya bisa meningkatkan kualitas ketrampilan hidup dari berbagai bidang bisa dilaksanakan di sini.
Advertisement