Cerita Orangtua Penari Gandrung Sewu di Banyuwangi, Perjuangan 2 Bulan Dibayar Lunas

Pasca dua tahun tidak digelar karena Pandemi Covid-19, Pemkab Banyuwangi kembali menggelar Festival Gandrung Sewu.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 30 Okt 2022, 23:59 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2022, 23:59 WIB
Ribuan Penari Gandurng Tampil memau dalam Festival Gandrung Sewu 2022 di Banyuwangi (Istimewa)
Ribuan Penari Gandurng Tampil memau dalam Festival Gandrung Sewu 2022 di Banyuwangi (Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi - Pasca dua tahun tidak digelar karena Pandemi Covid-19, Pemkab Banyuwangi kembali menggelar Festival Gandrung Sewu. Festival ini diikuti oleh 1.248 penari, pementasan bertajuk tari kolosal mengangkat tema Sumunare Tlatah Blambangan ini berhasil menyita perhatian publik.

Baik wisatawan lokal maupun asing hadir rela berdesakan dan berpanas-panasan demi bisa menyaksikan pementasan para penari Gandrung yang berlangsung di Pantai Marina Boom, Banyuwangi, Sabtu (29/10/2022).

Dalam pementasan ini wisatawan benar-benar dibuat terpukau dengan apa yang ditampilkan oleh penari. Hal yang pantas, karena memang pementasan ini telah disiapkan secara matang.

Tak hanya wisatawan bahkan orang tua penari sampai dibuat takjub dengan penampilan putrinya. Hal itu disampaikan oleh Tri Wahyuningsih dan Agung, warga Dusun Curahjati, Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo.

Mereka mengaku sempat meneteskan air mata saat melihat pementasan tersebut. Bangga karena putrinya bernama Shela Noviana (11) menjadi bagian dalam perhelatan yang menjadi perhatian dunia.

"Sangat deg-degan, syukur sekali sampai saya peluk, saya sampai nangis," kata Tri Wahyuningsih.

Dia mengaku untuk mencapai proses ini, putrinya melewati rintangan yang cukup panjang. Mulai dari seleksi hingga harus wira-wiri latihan. Di kecamatan setiap satu minggu sekali dan beberapa kali dilakukan di Banyuwangi kota.

Hal yang jelas cukup melelahkan, karena jarak tempuh Purwoharjo dengan Banyuwangi hampir 40 KM jauhnya. "Sempat mengeluh capek, tapi anaknya antusias sekali, jadi lelahnya seolah tidak dirasa dan tidak dipikirkan," ujarnya.

 

Merias Diri Mulai Subuh

Triwahyuni (Kanan) bersama suaminya Agung (kiri)  mendampingi putrinya Shela Noviana (Tenga0 yang menajdi salah satu ribuan penari gandrung dalam festival; Gandurng sewu 2022 di Banyuwangi (Hermawan Arifianto/Liputan6.com)
Triwahyuni (Kanan) bersama suaminya Agung (kiri) mendampingi putrinya Shela Noviana (Tenga0 yang menajdi salah satu ribuan penari gandrung dalam festival; Gandurng sewu 2022 di Banyuwangi (Hermawan Arifianto/Liputan6.com)

Perjuangan bahkan masih harus dilakukan menjelang pementasan. Dimana waktu pementasan dilakukan sekitar pukul 14.30 WIB. Sedang penari sudah harus merias diri sejak pukul 05.00 WIB.

Di tengah menunggu waktu untuk tampil, jelas gerah, letih pun sudah dirasakan. Namun sekali lagi itu merupakan dari perjuangan.

Semua rasa itu terbayar lunas, dengan penampilan yang berhasil memukau setiap pasang mata wisatawan.

"Semua terbayar lunas, karena ini pengalaman pertama bagi anak kami tampil di acara sebesar ini. Saya rasa ini sangat bagus untuk mewadahi kreativitas dan potensi anak-anak yang ada di Banyuwangi," tandasnya.

 

Infografis Fenomena Tagar No Viral No Justice dan Respons Kapolri. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Fenomena Tagar No Viral No Justice dan Respons Kapolri. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya