Liputan6.com, Malang - Kasi Humas Polresta Malang Kota Ipda Eko Novianto mengatakan, pihaknya terus melakukan pendampingan pemulihan kondisi kesehatan korban tragedi Kanjuruhan yang menjalani rawat jalan.
Tim Polresta Malang Kota melakukan pengecekan kondisi korban tragedi Kanjuruhan atas nama Dian Puspita Putri Ardiyanti, warga Jalan Plaosan Timur, Kecamatan Blimbing, Kota Malang untuk memastikan proses pemulihan kondisi korban berjalan dengan baik.
Advertisement
Pengecekan oleh tim medis Polresta Malang Kota tidak hanya mencakup pemulihan fisik pasien, namun juga kondisi psikologis pasien yang saat ini menjalani masa penyembuhan.
"Kami melakukan pengecekan perkembangan kesehatan korban yang menjalani rawat jalan," ujarnya, Senin (7/11/2022).
Kapolsek Blimbing Kompol Yanuar Rizal Ardianto menambahkan dari hasil pemantauan tim medis Polresta Malang Kota, kondisi pasien masih memerlukan perawatan dan suplai obat-obatan untuk membantu proses pemulihan.
"Jika pasien membutuhkan penanganan lebih lanjut nanti akan dikoordinasikan dengan pihak pemerintah, khususnya Dinkes Kota Malang," katanya dikutip dari Antara.
Pihak keluarga juga diminta untuk terus memantau kondisi dan perkembangan pasien serta memberikan informasi kepada tim medis Polresta Malang Kota jika pasien membutuhkan tindakan penanganan yang cepat.
Ia memastikan tim medis terus melakukan pendampingan hingga pasien tersebut benar-benar pulih. Selain itu, pasien juga akan menjalani konseling kesehatan untuk memulihkan daya ingat dan mengembalikan kondisi psikologis pasien.
"Kami akan terus melakukan pendampingan hingga pasien benar-benar pulih. Kami berharap keluarga turut membantu dengan memberikan informasi kepada kami, untuk memudahkan dan mempercepat pemulihan kesehatan pasien," katanya.
Tragedi 1 Oktober
Tragedi Kanjuruhan terjadi pada Sabtu (1/10/2022). Kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk area lapangan.
Kerusuhan tersebut semakin membesar di mana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.
Akibat kejadian itu, 135 orang dilaporkan meninggal dunia akibat patah tulang, trauma di kepala dan leher dan asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu, dilaporkan juga ada ratusan orang yang mengalami luka ringan dan berat.
Advertisement