PDIP Jatim Rayakan Imlek Bareng Warga Tionghoa Surabaya, Singgung Peran Megawati Saat Jadi Presiden

Perayaan Imlek, jelas politisi asal Kota Malang tersebut, menguatkan komitmen PDI Perjuangan sebagai rumah besar kaum nasionalis dan religius.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 13 Feb 2023, 16:01 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2023, 16:01 WIB
PDIP gelar perayaan Imlek bersama warga Surabaya. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
PDIP gelar perayaan Imlek bersama warga Surabaya. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - PDIP Jatim menggelar perayaan Tahun Baru Imlek 2023 bersama warga Tionghoa di Jalan Raya Jemursari Kota Surabaya.

Sekretaris DPD PDIP Jatim Sri Untari Bisowarno mengatakan, melalui perayaan Imlek, Partainya ingin menjaga keharmonian bangsa dan sebagai pengingat kepada masyarakat untuk terus menjunjung toleransi antar umat beragama, suku, dan budaya.

"Perbedaan yang ada harus selalu disikapi dengan rasa saling menghormati dan menghargai. Itu yang harus kita kedepankan di saat sekarang dan ke depan," ujarnya, Senin (13/2/2023).

Perayaan Imlek, jelas politisi asal Kota Malang tersebut, menguatkan komitmen PDI Perjuangan sebagai rumah besar kaum nasionalis dan religius.

Apalagi, di hari-hari besar agama, dan hari besar nasional, PDI Perjuangan selalu merayakannya. Seperti menggelar acara taddarus dan santunan anak yatim saat Ramadhan, Halal Bihalal, juga perayaan Natal.

"Ini juga sesuai arahan Ketua Umum Ibu Megawati Soekarnoputri, agar kader Banteng selalu bersama rakyat dari berbagai elemen. Di saat susah maupun saat senang," ujarnya.

"Seperti saat perayaan Imlek saat ini yang disambut dengan kegembiraan dan kebahagiaan oleh saudara-saudara kita dari kalangan Tionghoa," imbuh Untari.

Dia lantas mengurai singkat ikhwal Imlek yang sekarang bisa dirayakan etnis Tionghoa di Indonesia secara terbuka.

Menurutnya, Imlek ditetapkan sebagai hari libur nasional di saat pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri. Ini menindaklanjuti kebijakan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebelumnya, yang mengeluarkan Keppres No.6/2000 tentang pencabutan Inpres No.14/1967.

Inpres No 14/1967 yang dikeluarkan di masa orde baru itu isinya menetapkan bahwa seluruh Upacara Agama, Kepercayaan dan Adat Istiadat Tionghoa hanya boleh dirayakan di lingkungan keluarga dan dalam ruangan tertutup.

Dengan Keppres 6/2000, masyarakat Tionghoa diberi kebebasan untuk menganut agama, kepercayaan, dan adat istiadatnya termasuk merayakan upacara-upacara keagamaan seperti Imlek, Cap Go Meh dan sebagainya secara terbuka.

"Lalu saat Ibu Mega menjadi presiden, beliau mengeluarkan Keppres Nomor 19 Tahun 2002 yang isinya menetapkan perayaan Imlek sebagai hari libur nasional," ucap Untari.

Kali Pertama

 

Koordinator perayaan Imlek 2574 PDIP Jatim, Eddy Tarmidi mengatakan, perayaan Imlek pertama yang digelar DPD Jatim ini dihadiri seluruh struktur, fungsionaris, badan dan sayap PDI Perjuangan, serta tokoh masyarakat Tionghoa di Jawa Timur.

Melalui perayaan ini, pihaknya ingin menunjukkan kepada masyarakat, soal komitmen PDIP sebagai rumah besar kaum nasionalis.

“Siapa saja bisa bergotong-royong bersama tanpa membedakan etnis, suku, ataupun agama tertentu, asalkan dalam satu rampak barisan NKRI,” ujar pria yang juga Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim tersebut.

Infografis Tradisi Tahun Baru Imlek
Tradisi-tradisi saat perayaan Tahun Baru Imlek (dok.Liputan6.com/Trie Yasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya