Liputan6.com, Jakarta Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah (Dirjen PDM) Kemendikbudristek Iwan Syahril menyatakan, pihaknya terus berupaya melakukan modifikasi kurikulum pendidikan anak usia dini (PAUD) agar responsif terhadap perkembangan zaman.
Kemendikbudristek, kata dia, dalam menyusun metode pembelajaran bervariasi, membuka peluang kolaborasi yang melibatkan sektor swasta.
Baca Juga
“Saya berharap konferensi hari ini menjadi kesempatan bagi negara-negara ASEAN untuk menyatukan berbagai gagasan dengan saling berbagi praktik baik dalam penyediaan layanan PAUD yang berkualitas," ujar Iwan saat Dialog Kebijakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di ASEAN atau forum Southeast Asia Policy Dialogue on Early Childhood Care and Education (SEA PD on ECCE), yang digelar bersamaan dengan Konferensi Internasional ke-3 tentang PAUD dan Pengasuhan Anak atau 3rd International Conference on Early Childhood Care Education and Parenting (ICECCEP).
Advertisement
Dia yakin dengan bersama-sama, akan bisa membangun masa depan yang lebih baik, dimulai dari komitmen yang lebih kuat dalam meningkatkan kualitas layanan PAUD.
Direktur Southeast Asia Ministers of Education Organization Regional Centre for Early Childhood Care Education and Parenting (SEAMEO CECCEP) Vina Adriany menjelaskan, dalam konferensi internasional tersebut dibahas 5 topik bahasan pada sesi pararel.
“Dalam konferensi ini dibahas seputar pendidikan pengasuhan anak universal dan transisi ke pendidikan dasar, pengaruh lokal dan global pada PAUD, PAUD holistik dan terintegrasi, membangun ketahanan PAUD, dan pendidikan pengasuhan anak," ujar Vina.
Perkembangan Filantropi dalam Mendukung PAUD
Head of Early Childhood Education and Development (ECED) Tanoto Foundation Eddy Henry menjelaskan perkembangan filantropi dalam mendukung pengembangan anak usia dini (PAUD).
“Filantropi terkini sudah mengalami perubahan,” ujar Eddy.
Setidaknya ada empat perubahan strategi filantropi era dahulu dan masa kini. Pertama, dari pemberian amal berubah fokus pada dampak.
Kedua, dari terfragmentasi menjadi penyelarasan untuk skala besar dan dampak jangka Panjang.
Ketiga, dari bekerja sendiri menjadi kolaboratif atau memobilisasi berbagai jenis pendanaan (Pemerintah, organisasi filantropi, lembaga pembangunan dan sektor swasta).
Keempat, dari dukungan keuangan saja menjadi pengembangan kapasitas dan bantuan Teknis.
:Perubahan strategi filantropi ini turut mempengaruhi program utk anak usia dini agar dapat tumbuh dan berkembang optimal," ujarnya.
Advertisement