Ditetapkan Kejadian Luar Biasa, Dinkes Banyuwangi Lakukan Imunisasi Polio Serentak

Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, akan melakukan kegiatan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) virus polio serentak di seluruh tempat kesehatan Bumi Blambangan setelah ditetapkanya Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat penemuan kasus polio di Indonesia.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 10 Jan 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2024, 10:00 WIB
Plt Kepala Dinas Kesehat Banyuwangi Amir Hidayat (Hermawan Arifianto)
Plt Kepala Dinas Kesehat Banyuwangi Amir Hidayat (Hermawan Arifianto)

Liputan6.com, Banyuwangi - Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, akan melakukan kegiatan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) virus polio serentak di kabupaten setempat.

Imunisasi serentan dilakukan setelah virus polio kembali ditemukan di Indonesia dan ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat menjelaskan, adanya KLB yang menjadi atensi nasional tersebut, karena sebelumnya pada tahun 2014, Indonesia ditetapkan dan mendapat sertifikat bebas polio dari World Health Organization (WHO).

Hal tersebut, Amir melanjutkan, yang melatarbelakangi adanya Sub PIN Virus polio putaran pertama secara serentak di seluruh Indonesia pada tanggal 15 hingga 20 Januari 2024.

Dalam menandai kegiatan tersebut, Pemerintah Banyuwangi akan melakukan Launching Sub PIN Virus Polio tersebut di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kelurahan Mojopanggung yang akan diikuti seluruh Puskesmas di seluruh wilayah paling timur pulau Jawa secara serentak.

“Sub PIN ini karena adanya penemuan 3 kasus di Jawa Timur yakni di Sampang, Bangkalan dan Pamekasan. Sebelumnya kasus serupa juga ditemukan di Aceh dan Klaten,” kata Amir, Selasa (9/1/2023).

Nantinya Sub PIN virus Polio putaran kedua, Amir menambahkan, akan dilakukan pada tanggal 19 hingga 24 Februari 2024.

“Nanti target imunisasi itu adalah anak usia 0 hingga 7 tahun atau sampai Sekolah Dasar kelas 1,” tuturnya.

Dari kedua putaran Sub PIN virus Polio di Banyuwangi itu, akan menyasar dengan total 174.237 anak. Langkah tersebut dinilai dapat memberikan perlindungan atau proteksi pada seluruh anak, supaya menghindari anak dari serangan virus Polio.

Amir mengatakan, di Banyuwangi sendiri belum ditemukan kasus Polio, namun demi mencegah dan melengkapi imunisasi polio bagi mereka yang belum melakukan imunisasi, Sub PIN Polio tetap akan dilakukan. Pasalnya penyakit yang menyerang sistem saraf tersebut mempunyai tingkat kesembuhan yang sulit apabila sudah terinfeksi.

“Kenapa bisa terjadi kasus polio karena mereka belum pernah atau melengkapi imunisasi polio, dan tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat  (PHBS),” cetusnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penularan Melalui Tinja

Adapun penularan penyakit polio bisa melalui tinja, akibat kurangnya perhatian masyarakat akan pentingnya PHBS. Sedangkan untuk gejalanya sendiri, penyakit polio ditandai oleh Demam tinggi, kelelahan, sakit kepala, muntah hingga nyeri.

“Dari munculnya gejala demam tinggi, hanya butuh waktu kurang lebih 2 minggu hingga penderita lumpuh, akibat virus yang menyerang saraf. Oleh sebab itu saat muncul gejala segera dibawa ke dokter,” pungkas Amir.

“Polio memiliki tingkat kesembuhan rendah dan ada treatment khusus untuk proses penyembuhan. Olehnya lebih baik dicegah,” kata Amir. 

INFOGRAFIS JOURNAL_Digitalisasi Teknologi Membuat Adanya Perubahan Transaksi Pembayaran
INFOGRAFIS JOURNAL_Digitalisasi Teknologi Membuat Adanya Perubahan Transaksi Pembayaran  (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya