Liputan6.com, Surabaya - Suasana haru menyelimuti momen upacara wisuda di hari pertama Wisuda ke-129 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di Graha Sepuluh Nopember ITS, Sabtu (20/4/2024).
Keharuan ini terutama dirasakan oleh keluarga Muhammad Burhanudin, wisudawan S1 dari Departemen Teknik Sipil yang meninggal beberapa hari sebelum pelaksanaan wisuda.
Menurut informasi yang diterima, mendiang Muhammad Burhanudin ini mengalami kecelakaan lalu lintas di sekitar Terminal Osowilangon, perbatasan Surabaya – Gresik pada 30 Maret 2024 lalu.
Advertisement
Mendiang mengalami kecelakaan dengan menabrak sebuah truk saat berkendara sendiri pada malam hari dalam perjalanannya ke Gresik.
Titisari Haruming Tyas, kakak satu-satunya almarhum yang turut hadir pada upacara wisuda tersebut membagikan perjuangan adiknya yang kerap disapa Udin ini untuk bisa meraih gelar sarjana.
Perempuan yang akrab dipanggil Titis ini merasa salut dan bangga atas kegigihan mendiang adiknya yang berhasil lulus dari Departemen Teknik Sipil ITS dalam kurun waktu hanya 3,5 tahun.
Jerih payah serta pengorbanan yang telah dikeluarkan oleh mendiang Udin berhasil terbayarkan dengan gelar sarjana yang resmi disandangnya pada gelaran wisuda tersebut.
“Yang saya salut dari dia itu orangnya nggak pernah mengeluh, selalu bersyukur,” ungkap Titis bangga dengan kegigihan mendiang adiknya.
Tak hanya itu, Titis pun menyampaikan bahwa Udin yang terlahir di Kediri, 19 Juli 2002 merupakan anak yang tekun dan berbakti kepada kedua orang tuanya, yakni pasangan Sudjoko dan Deni Puji Restanti.
Hal ini terlihat dalam keaktifannya selama berkuliah dengan mengikuti berbagai organisasi dan meraih juara dalam beberapa kompetisi. Antara lain menjadi juara 3 Analisis Geoteknik Civil National Expo dan juara harapan 1 National Geotechnic Competition Civil Week 2023.
Dukungan Keluarga
Dalam menuntaskan tugas akhirnya, Titis beserta kedua orang tuanya pun turut mendukung bungsu dari dua bersaudara tersebut dengan selalu memberikan semangat dan kasih sayang.
Hingga pada akhirnya, Udin berhasil menuntaskan tugas akhirnya dalam waktu yang singkat serta meraih predikat cum laude dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,82.
“Jadi dia bener-bener pengen ngebanggain orang tuanya banget dan itu yang bikin orang tua saya bangga banget sama dia,” ucapnya penuh haru.
Tak hanya keluarganya, rasa salut dan apresiasi kepada Udin juga diberikan dari teman-teman sampai dosen pembimbingnya. Setiap minggunya, Udin selalu berusaha menghubungi dosen pembimbingnya agar tugas akhir yang digarapnya segera terselesaikan.
“Setelah dinyatakan lulus dan menunggu wisuda, almarhum juga udah sempat diterima kerja di Kawasan Industri Gresik,” ungkap Titis yang hadir bersama suaminya mendampingi ayahandanya.
Advertisement
Namanya Dipanggil
Momen haru pada perhelatan wisuda tersebut dirasakan saat nama mendiang menggema dipanggil untuk menerima ijazah kelulusannya.
Riuh tepuk tangan hadirin seakan turut memberikan dukungan kepada ayah mendiang yang ditemani oleh sang kakak bersama suaminya saat naik ke atas panggung untuk mewakili almarhum Udin menerima ijazah dari rektor.
Dengan mata yang berkaca-kaca, sang ayah menerima ijazah sarjana mendiang putranya dari Rektor ITS Mochamad Ashari.
Dari perjuangan adiknya ini, Titis berpesan kepada seluruh mahasiswa yang sedang berjuang untuk lulus agar jangan pernah berputus asa. Tidak lupa pula dirinya berpesan untuk selalu menjaga kesehatan dan keselamatan dalam berkendara agar terhindar dari kecelakaan yang tidak diinginkan.
“Tetap semangat, insyaallah pasti akan lulus pada waktu yang tepat,” harap alumnus sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota ITS itu.