Karakter dan Pola Pikir
Berkat warisan dan didikan generasi sebelumnya, generasi X mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Oleh sebab itu, pemikiran mereka sedikit lebih maju. Mereka cenderung suka akan risiko dengan pengambilan keputusan yang matang.
Dibanding Generasi sebelumnya, Generasi X sangat terbuka dengan kritik dan saran demi terwujudnya efisiensi dalam bekerja. Kehidupan antara pekerjaan, pribadi dan keluarga cenderung seimbang karena pemikiran bekerja untuk hidup bukan hidup untuk bekerja.
Generasi X masih mengadopsi karakter dari orang tuanya yang mencari uang demi keluarga, bedanya mereka mulai akrab dengan investasi. Berkat didikan generasi Baby Boomers, generasi ini memiliki ketekunan dalam bekerja, mereka ingin lebih sukses dari sehingga sebagian dari mereka juga mulai memiliki jiwa pengusaha. Apalagi, generasi ini mulai mengenal yang namanya komputer sehingga mulai berpikir secara inovatif untuk mempermudah kehidupan manusia.
Orang yang terlahir di generasi X, mulai sadar akan pentingnya dana pensiun untuk masa depan sehingga mereka cenderung menggunakan uang yang dimiliki untuk modal usaha, biaya anak, membeli kendaraan dan membeli properti.
Studi: Pekerja Generasi X Terancam Terjebak dalam Krisis Pengangguran Terbesar
Pekerja Generasi X yang usianya menginjak 45 tahun ke atas memikul beban sebagai pengangguran. Krisis pengangguran ini disebabkan karena pandemi global yang telah banyak memberikan tantangan dalam pekerjaan.
Menurut laporan dari Generation, sebuah organisasi ketenagakerjaan nirlaba, adopsi digital yang terjadi secara cepat selama pandemi telah memengaruhi percepatan otomatisasi pekerjaan serta memperburuk diskriminasi usia atau ageisme yang mendasarinya. Hal ini akhirnya mempersulit seseorang untuk mendapatkan pekerjaannya.
Di samping itu, dalam sebuah studi global yang berjudul ‘Meeting the world’s midcareer challenge” menemukan bahwa pekerja tingkat pemula dan menengah antara usia 45 dan 60 tahun menghadapi peningkatan hambatan karena simpangan di antara manajer perekrut dengan keengganan para pekerja untuk mempelajari keterampilan baru.
Dikutip dari laman CNBC, Jumat (19/08/2021), CEO Generation Mona Mourshed mengatakan, “Ini adalah demografi yang benar-benar dibutuhkan dan sangat jelas bahwa begitu Anda mencapai usia tertentu, semakin sulit untuk mengakses peluang kerja.”
Berlakunya Kesalahpahaman Ageisme
Sebuah studi yang dilakukan antara Maret hingga Mei 2021 dengan mengumpulkan sebanyak 3.800 orang yang bekerja dan menganggur dari usia 18 hingga 60 tahun serta 1.404 manajer perekrut di tujuh negara.
Terlepas dari beragamnya lanskap pekerjaan internasional – dari AS, Inggris, India, hingga Italia – studi tersebut menunjukkan usia 45 hingga 60 tahun adalah kelompok pekerja yang paling diabaikan.
Memang, selama enam tahun terakhir ini, pekerja menengah telah memperlihatkan persentase pengangguran yang tinggi secara konsisten.
Di samping itu, penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa manajer perekrut secara keseluruhan menganggap pekerja yang berusia 45 tahun ke atas adalah kelompok terburuk dalam hal kesiapan lamaran, kebugara, dan pengalaman.
Ada beberapa kekhawatiran yang mungkin dirasakan oleh pekerja yang lebih tua untuk mencoba teknologi baru (38%), ketidakmampuan untuk mempelajari keterampilan baru (27%), dan kesulitan dalam bekerja dengan generasi lain (21%). Meskipun memang 9 dari 10 atau 87% manajer perekrutan mengatakan bahwa pekerja yang berusia 45 ke atas sama atau lebih baik dibanding pekerja yang lebih muda.
Mourshed mengatakan, studi ini menyoroti simpangan yang mendasari permainan di tempat kerja. “Seringkali diindentikkan dalam diskriminasi usia,” katanya.
Misalnya, ada kecenderungan manajer perekrut untuk memilih pekerja dalam kelompok usia. Sementara itu, wawancara yang dilakukan setelah penyaringan CV justru dapat mempersulit kandidat untuk menunjukkan keahliannya.
Berita Terbaru
Tips Menjaga Kesehatan Saat Puasa Ramadhan, Lakukan Manajemen Tidur dan Istirahat
Fungsi Alat Gelas Ukur: Panduan Lengkap Penggunaan dan Manfaatnya
Fungsi Dasar Negara: Pedoman Fundamental dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Uang Beredar di Indonesia Sentuh Rp 9.175,8 Triliun per November 2024
Fungsi Alkohol: Manfaat dan Penggunaan dalam Kehidupan Sehari-hari
Cara Mengolah Jantung Pisang agar Tetap Empuk dan Tidak Menghitam
Ayah Intan Ayu Meninggal Dunia, Ungkap Kesedihan Mendalam
Jepang Kirim 2 Red Panda dan 3 Jerapah ke Batu Secret Zoo di Jawa Timur
Trik Jitu Membuat Kulit Ayam Krispi Tanpa Tepung yang Bikin Ketagihan
Fungsi Alpha Arbutin: Manfaat dan Cara Kerja untuk Kulit Cerah
Berikut Pernyataan dari Fungsi Otoritas Adalah: Memahami Peran Krusial APBN
Cek Fakta: Hoaks Mahfud Md Diangkat Prabowo Jadi Jaksa Agung