Mohammad Ahsan merupakan atlet bulu tangkis sektor ganda putra kebanggaan Indonesia. Lahir di Palembang, 7 September 1987, Ahsan memulai mimpinya menjadi pebulutangkis profesional sejak usia belia.
Ia tercatat menjadi anggota Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Pusri ketika usianya baru menginjak 5 tahun. Di sana, ia ditemani oleh Sang Kakak, Mohammad Asyukuru, yang lebih dulu berlatih di PB Pusri.
Meski terbilang masih sangat muda, tekad Ahsan menjadi pebulutangkis sangatlah besar. Hal ini dibuktikan dengan latihan berat yang telah dilakoninya sejak menduduki bangku sekolah dasar.
Ahsan kerap berlari hingga 10 KM untuk meningkatkan kekuatan fisiknya ketika bertanding. Biasanya kegiatan ini ia lakukan dua kali dalam seminggu setiap sore hari. Selain itu, sebelum berangkat sekolah, Ahsan juga kerap berlatih secara mandiri dengan memukul shuttle cock di halaman rumah setiap harinya.
Untungnya, Sang Ayah, Tumin Akmadi mendukung kegiatan Ahsan secara penuh. Tumin bahkan didapuk menjadi pelatih pribadi Ahsan untuk menjaga pola latihannya di luar kegiatan klub. Walau lelah, Ahsan tak pernah menyerah. Ia melakukan kegiatan serupa selama bertahun-tahun hingga tamat dari Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Pindah ke Jakarta
Beberapa waktu sebelum dinyatakan lulus dari bangku menengah pertama, Ahsan memiliki gejolak batin terhadap mimpinya menjadi atlet bulu tangkis. Pasalnya, ketika Ahsan menginjak usia 13 tahun, klub yang menaungi dirinya memilih vakum.
Sempat terlintas dalam diri Ahsan untuk berhenti bermimpi menjadi atlet bulu tangkis dan memulai lagi di cabang olahraga lain. Namun, tak berselang lama, keajaiban datang kala dirinya mengikuti Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS). Di sana ia mengetahui informasi terkait seleksi masuk Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan dan mencoba mengikuti seleksi tersebut untuk meneruskan mimpinya.
Tuhan ternyata memiliki rencana hebat, Ahsan diterima masuk ke SKO Ragunan dan memutuskan hijrah ke Jakarta bersama Sang Kakak, Asyukuru. Meski begitu, ujian tak lantas pergi dari hidup Ahsan. Ketika tengah melanjutkan pendidikannya di SKO Ragunan, tiba-tiba pihak sekolah memutuskan untuk fokus terhadap atlet bulu tangkis sektor putri saja. Sementara, sektor putra tetap diperbolehkan sekolah di sana, tetapi tidak fokus meraih prestasi.
Mendengar hal tersebut, hati Ahsan kembali bergejolak. Sebab, tujuannya pindah ke Jakarta adalah meraih mimpi menjadi pebulutangkis profesional. Namun, lagi-lagi Tuhan memiliki rencana hebat lainnya. PB Bina Bangsa, sebuah klub bulu tangkis yang ada di Jakarta bersedia menampung Ahsan.
Ahsan pun tak butuh waktu lama untuk menyetujui hal tersebut. Akhirnya ia bergabung bersama PB Bina Bangsa selama beberapa waktu dan melanjutkan kariernya bersama PB Djarum.
Masuk ke Pelatnas
Pindah ke PB Djarum, Ahsan ditandemkan dengan Bona Septano di sektor ganda putra. Meski Ahsan lebih sering bermain di sektor tunggal putra, hal ini tak membuatnya banyak protes. Ia memilih mengikuti instruksi pelatih dan menjalaninya dengan sekuat tenaga.
Berpasangan dengan Bona Septano ternyata berhasil memunculkan kemampuan terbaiknya. Bona / Ahsan bahkan dipanggil masuk ke Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) di Cipayung, Jakarta Timur pada 2008.
Gelar perdana yang diraih pasangan ini terjadi kala belaga di Philippine Grand Prix Gold 2009. Bona / Ahsan mengalahkan ganda putra yang juga berasal dari Indonesia Alvent Yulianto Chandra / Hendra Aprida Gunawan melalui rubber game 10-21, 21-14, 21-17.
Meski menang, penampilan Bona / Ahsan di beberapa kompetisi selanjutnya tak berjalan mulus. Mereka kerap mengalami kekalahan di ronde awal kompetisi dan tak kunjung menunjukkan penningkatan permainan.
Walau begitu, pada 2011, Bona / Ahsan sukses menyabet medali emas SEA Games Jakarta-Palembang 2011. Kali ini mereka mengalahkan ganda putra senior Markis Kido / Hendra Setiawan melalui dua gim langsung 21-14, 21-13.
Selain itu, Bona / Ahsan juga lolos ke Olimpiade London 2012 untuk mewakili sektor ganda putra Indonesia. Mereka lolos secara langsung karena menempati ranking 7 dunia saat itu, dimana ambang batas minimal untuk mengikuti olimpiade adalah menempati ranking 10 besar dunia.
Namun, pada debutnya di ajang olimpiade, Bona / Ahsan gagal meneruskan tongkat estafet medali emas di sektor ganda putra yang sebelumnya diraih Kido / Hendra pada Olimpiade Beijing 2008. Bona / Ahsan harus terhenti di babak perempat final usai dikalahkan ganda putra Korea Selatan Jung Jae-Sung / Lee Yong-Dae dengan dua gim langsung12-21, 16-21.
Akhirnya, atas kekalahan tersebut dan tak kunjung membaiknya penampilan Bona / Ahsan, pelatih sektor ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi memutuskan untuk membubarkan mereka. Alasannya karena Bona / Ahsan memiliki kepribadian yang tak bisa disatukan, sehingga kemampuan masing-masing individu tak keluar dengan baik.
Dipasangkan dengan Hendra Setiawan
Tak butuh waktu lama bagi Ahsan untuk mendapat partner baru, Pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngardi langsung memasangkan Ahsan bersama Hendra Setiawan yang baru saja kembali ke Pelatnas Cipayung pada 2012.
Bersama Hendra, Ahsan ternyata dapat menunjukkan taringnya usai performanya selalu menurun dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Ahsan / Hendra bahkan langsung menyabet gelar juara dunia di ajang BWF World Championships 2013. Ahsan / Hendra mengalahkan pasangan Korea Selatan di partai puncak, Kim Gi-Jung / Kim Sa-Rang dengan dua gim langsung 21-14, 21-16.
Kehebatan Ahsan / Hendra terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya dengan menjuarai kembali BWF World Championships 2015 dan 2019; Juara All England 2014 dan 2019; Juara BWF Tour Finals 2019; dan beberapa turnamen lainnya baik di kelas world tour maupun super series.
Meski begitu, pasangan yang dijuluki “The Daddies” ini gagal mempersembahkan medali bagi Indonesia di ajang Olimpiade Rio 2016. Ahsan / Hendra harus berkemas lebih cepat usai mengalami dua kekalahan dari tiga pertandingan di fase grup.
Selain itu, pada ajang yang sama, Ahsan / Hendra kembali gagal mempersembahkan medali bagi Kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020. Ahsan / Hendra harus terhenti di babak semifinal usai kalah dari pasangan China Taipei Lee Yang / Wang Chi-lin dalam dua gim langsung 11-21, 10-21.
Prestasi
BWF World Championship
- 2013 Guangzhou – Emas Ganda Putra
- 2015 Jakarta – Emas Ganda Putra
- 2019 Basel – Emas Ganda Putra
BWF Tour Finals
- 2019 Guangzhou – Emas Ganda Putra
All England
- 2015 Birmingham – Juara 1 All England
- 2019 Birmingham – Juara 1 All England
Asian Games
- 2010 Guangzhou – Perunggu Ganda Putra
- 2014 Incheon – Emas Ganda Putra
SEA Games
- 2009 Laos – Perunggu Ganda Putra dan Emas Beregu Putra
- 2011 Jakarta-Palembang – Emas Ganda Putra dan Emas Beregu Putra