Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Donald Trump menyebut Universitas Harvard sebagai "ancaman bagi demokrasi". Pernyataannya muncul setelah Universitas Harvard menolak sejumlah perintah Gedung Putih.
Harvard menjadi sasaran utama Trump dalam upaya pemerintahannya untuk menekan institusi-institusi berpengaruh—mulai dari firma hukum besar hingga perguruan tinggi elite—agar tunduk pada agenda Gedung Putih. Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintahan Trump membekukan miliaran dana federal dan melancarkan penyelidikan terhadap sejumlah universitas di Amerika Serikat (AS) terkait tuduhan antisemitisme di kampus.
Advertisement
Baca Juga
"Harvard adalah institusi sayap kiri yang anti-semit, seperti banyak institusi lainnya, dengan mahasiswa yang diterima dari seluruh dunia yang ingin menghancurkan negara kita," tulis Trump di platform media sosial Truth Social pada Kamis (24/4/2025).
Advertisement
Dia menambahkan, "Tempat itu benar-benar berantakan karena dikuasai kaum liberal. Mereka membiarkan sekelompok orang fanatik masuk dan keluar kelas sambil menyebarkan KEMARAHAN dan KEBENCIAN yang dibuat-buat. Sangat mengerikan! Tapi sekarang, sejak kami mulai mengambil langkah hukum, mereka tiba-tiba berpura-pura jadi patriot sejati, seolah-olah mereka simbol 'American Apple Pie'."
Sementara beberapa institusi telah menyerah kepada Trump — seperti Universitas Columbia yang membuat kesepakatan dengan pemerintah Trump, dan beberapa firma hukum terbesar di AS yang setuju memberikan layanan hukum secara pro bono — Harvard justru menolak daftar tuntutan dari Gedung Putih awal bulan ini, yang berkaitan dengan perubahan besar dalam tata kelola dan kebijakan universitas. Di hari yang sama, pemerintahan Trump menghentikan pendanaan federal lebih dari USD 2,2 miliar untuk Universitas Harvard. Demikian seperti dikutip dari Politico.
Universitas Harvard kemudian mengambil tindakan hukum terhadap Trump, menyatakan bahwa tuntutan pemerintahannya "akan memberikan kontrol yang tidak wajar dan tanpa preseden atas universitas."
Ujaran Trump di media sosial juga menyasar penasihat hukum Harvard—yang termasuk seorang pengacara dengan hubungan kuat dengannya.
"Harvard adalah ancaman bagi demokrasi. Mereka mempekerjakan pengacara yang juga mewakili saya—dia harus segera mengundurkan diri atau dipecat!" tulis Trump, yang tampaknya merujuk pada William Burck. "Lagipula, dia tidak terlalu kompeten. Saya harap perusahaan besar dan hebat saya, yang kini dikelola anak-anak saya, segera memberhentikannya!"
Burck, seorang kawakan di lingkaran Partai Republik, baru-baru ini diangkat sebagai penasihat etika eksternal untuk Trump Organization. Eric Trump, sebagai trustee dan wakil presiden direktur grup properti global ini, sempat memuji perekrutan Burck pada Januari lalu. Burck belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar yang dikirim melalui firma hukumnya.