Liputan6.com, Jakarta - Di antara banyaknya tempat bersejarah yang ada di tanah suci Madinah, terdapat satu gunung yang memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Gunung ini bukan hanya saksi sejarah perjuangan umat Islam, tetapi juga menjadi simbol cinta antara Nabi Muhammad SAW dan alam.
Gunung tersebut dikenal dengan nama Jabal Uhud. Meski terlihat tandus dan berbatu, Jabal Uhud menyimpan banyak kisah spiritual dan keutamaan yang luar biasa menurut penuturan langsung dari Nabi Muhammad SAW.
Dilansir dari tayangan video di kanal YouTube @islamitumenakjubkan, gunung ini tidak hanya dikenal sebagai medan perang Uhud yang melegenda, tetapi juga disebut sebagai gunung yang dijamin masuk surga.
Advertisement
Letak Jabal Uhud berada sekitar 5 kilometer dari pusat kota Madinah, menghadap langsung ke jalan lama yang menghubungkan Madinah dengan Makkah. Gunung ini memiliki panjang sekitar 7,5 kilometer dan menjulang setinggi lebih dari 1.000 meter.
Sebagai salah satu gunung terbesar di Madinah, Jabal Uhud berdiri gagah memandangi perjalanan zaman. Di kaki gunung inilah berlangsung pertempuran hebat antara pasukan Islam dan Quraisy dalam Perang Uhud.
Namun lebih dari sekadar lokasi perang, Jabal Uhud menjadi simbol cinta dan kesetiaan. Rasulullah SAW menyatakan kecintaannya kepada gunung ini dalam berbagai hadis yang diriwayatkan oleh sahabat-sahabatnya.
Dalam satu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Jika kalian ingin melihat bukit yang terdapat di surga, maka ziarahlah ke Gunung Uhud. Gunung Uhud adalah salah satu dari bukit-bukit yang ada di surga.”
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Kisah Bergetarnya Gunung Uhud
Menukil tayangan video di kanal @islamitumenakjubkan, Kamis (24/4/2025), ungkapan itu bukan sekadar metafora. Dikisahkan bahwa saat Nabi Muhammad SAW berdiri di atas puncak Uhud bersama Abu Bakar, Umar, dan Utsman, tiba-tiba gunung ini bergetar.
Lalu Rasulullah menenangkannya dengan berkata, “Tenanglah, Wahai Uhud! Di atasmu hanya ada seorang Nabi, seorang Siddiq, dan dua orang syahid.”
Gempa kecil itu diyakini sebagai ungkapan rindu dan kecintaan Jabal Uhud kepada Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Fenomena ini menjadi penguat bahwa alam pun turut mencintai manusia-manusia pilihan Allah.
Bagi umat Islam, Jabal Uhud bukan hanya sekadar batu dan tanah. Ia adalah bukti nyata cinta yang bersambut antara makhluk dan Rasul, antara alam dan manusia terbaik sepanjang zaman.
Kini, Jabal Uhud menjadi salah satu destinasi utama ziarah para jamaah haji dan umrah dari seluruh dunia. Mereka datang untuk mengenang perjuangan, meneladani pengorbanan, dan menyalakan kembali cinta kepada Nabi Muhammad SAW.
Di kawasan gunung ini juga terdapat makam para syuhada perang Uhud, termasuk Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Nabi yang gugur sebagai pejuang sejati. Makam-makam ini dijaga dan dihormati sebagai bagian dari sejarah agung umat Islam.
Keistimewaan Jabal Uhud tidak hanya dikenang dari sisi sejarah, namun juga dari sisi spiritualitas. Ia menjadi pengingat bahwa cinta kepada Nabi harus diwujudkan dalam keteladanan dan pengorbanan nyata.
Setiap langkah menuju Jabal Uhud menjadi langkah menuju kesadaran akan perjuangan Rasulullah. Setiap pandangan ke arah puncaknya menjadi pengingat akan janji surga bagi mereka yang ikhlas berjuang di jalan Allah.
Advertisement
Mohon agar Kelak Bersama di Surga
Tak heran jika air mata jamaah kerap menetes saat berdoa di kaki Jabal Uhud. Perasaan haru dan cinta bersatu dalam doa-doa yang terucap, memohon agar kelak dapat bersama Nabi di surga.
Doa-doa itu terbang tinggi bersama angin Madinah, menyapa puncak-puncak Uhud yang sunyi, namun penuh makna. Setiap jamaah berharap bisa kembali, dan jika belum pernah, berharap suatu hari bisa menjejakkan kaki di tanah ini.
Jabal Uhud mengajarkan bahwa cinta tidak selalu berupa kata-kata, tapi bisa diwujudkan dalam pengorbanan, kesetiaan, dan keberanian. Sebagaimana para sahabat yang gugur dalam perang, mereka mencintai Nabi hingga titik darah penghabisan.
Semoga Allah mengabulkan setiap doa umat Islam yang rindu berziarah ke tempat penuh cinta ini. Semoga setiap langkah kita menuju Jabal Uhud menjadi langkah yang diberkahi dan diridhai.
Dan semoga setiap muslim yang belum pernah ke Tanah Suci dimudahkan untuk berhaji dan umrah, serta diberi kesempatan untuk menziarahi gunung yang dicintai Rasulullah dan dijanjikan surga oleh Allah ini.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
