Pengertian

Tinnitus merupakan suatu gejala, bukan penyakit. Seseorang dengan gangguan tinnitus akan mendengar suara yang tidak disebabkan oleh sumber suara di luar tubuh manusia.

Sering kali hal ini bersifat subyektif. Artinya, suara-suara tersebut hanya dapat didengar oleh si penderita. Walaupun sangat jarang, tinnitus bisa bersifat obyektif, yaitu suara yang timbul dapat didengar pula oleh orang lain selain penderita.

Tinnitus

Penyebab

Tinnitus subyektif sering kali disebabkan oleh masalah pada koklea di area telinga dalam. Hal ini umumnya berkaitan dengan faktor pertambahan usia dan terpapar suara keras berlebihan dalam jangka waktu yang panjang.

Beberapa jenis obat-obatan juga bersifat ototoksik dan dapat menyebabkan kerusakan telinga dalam. Contohnya adalah aspirin, ibuprofen, dan beberapa jenis antibiotik. Beberapa kemungkinan penyebab lainnya adalah:

  • cedera pada kepala dan leher

  • infeksi telinga

  • benda asing atau kotoran telinga yang menyentuh gendang telinga

  • masalah pada telinga tengah (khususnya tuba Eustachius)

  • masalah pada TMJ (temporomandibular joint)

  • kekakuan dari tulang pada telinga tengah

  • trauma pada otak

Tinnitus obyektif umumnya disebabkan oleh masalah pada otot atau pembuluh darah di area kepala dan leher. Contohnya adalah ALS (amyotrophic lateral sclerosis). Tinnitus obyektif terjadi pada kurang dari satu persen kasus.

Risiko tinnitus dapat meningkat pada beberapa orang tertentu, seperti:

  • terpapar suara keras, misalnya dari pekerjaan, menonton konser, menggunakan headphone, dekat lokasi ledakan, dan sebagainya

  • merokok

  • memiliki gangguan pendengaran

  •  kelamin laki-laki

  • berusia lanjut

Diagnosis

Penyakit yang menyebabkan keluhan tinnitus cukup beragam. Oleh karena itu, penderita tinnitus memerlukan evaluasi lengkap dan mendalam agar dokter terbantu dalam menentukan penyebab keluhan.

Tinnitus sering kali muncul berbarengan dengan gangguan pendengaran, sehingga dokter mungkin menanyakan hal-hal terkait gangguan pendengaran tersebut. Hal lain yang mungkin berkaitan dan perlu digali infonya adalah kemungkinan vertigo, nyeri telinga, keluar cairan dari telinga, atau penyakit pada temporomandibular joint (TMJ). Riwayat pengobatan, terutama yang ototoksik juga perlu dipertimbangkan.

Selanjutnya, diperlukan pemeriksaan fisik menyeluruh pada telinga, kepala, leher dan dada, serta pemeriksaan fungsi pendengaran. Pemeriksaan darah lengkap dapat dilakukan untuk menilai banyak hal, di antaranya kemungkinan adanya sifilis.

PadaZbeberapa kasus bisa saja diperlukan pemeriksaan autoimun dan pemeriksaan fungsi tiroid. Sedangkan pemeriksaan pencitraan dengan MRI dapat membantu mencari adanya tumor atau kelainan pembuluh darah yang menyebabkan tinnitus.

Gejala

Suara yang didengar oleh penderita tinnitus dapat terus menerus atau hilang timbul, di salah satu ataupun kedua buah telinga, bernada rendah maupun tinggi. Sering kali penderita tinnitus menggambarkan suara yang didengarnya seperti suara bordering, namun dapat juga berupa suara bersiul, berkicau, suara “klik”, memekik, berbisik, bergemuruh, berdengung, berdenyut, mendesing, bahkan musikal.

Suara ini dapat berfluktuasi, terkadang keras terkadang pelan. Tak jarang, gejala tinnitus lebih dirasakan pada malam hari atau saat keadaan sekitar sedang sepi. Tinnitus dapat dibarengi keluhan gangguan pendengaran.

Pengobatan

Pengobaan tinnitus sangat bergantung pada penyebabnya. Secara umum, apabila terdapat infeksi telinga perlu ditangani dengan baik. Hentikan obat-obatan, terutama yang bersifat ototoksik. Lalu, tangani masalah yang berkaitan dengan TMJ.

Pada kasus adanya lesi pada telinga, pembedahan dapat dilakukan. Stimulasi elektrik pada telinga dalam menggunakan implan koklea dapat dilakukan, namun hasilnya masih beragam.

Mengurangi stres dan kecemasan pada penderita tinnitus dapat berguna. Sering kali rasa stres dan cemas yang timbul karena tinnitus lebih mengganggu daripada keluhan tinnitus itu sendiri.

Pencegahan

Untuk mencegah tinnitus dan gangguan pendengaran, sebaiknya hindari paparan suara keras dengan menggunakan pelindung telinga di lingkungan yang berisik. Misalnya saat mengoperasikan mesin di tempat kerja.

Selain itu hindari mendengarkan lagu dengan suara keras berlebihan. Jaga kesehatan tubuh dengan baik melalui olahraga, pola makan sehat, istirahat cukup, menghindari rokok, dan alkohol berlebihan. Meskipun hal tersebut tidak dapat mencegah tinnitus secara langsung, atau mengatasi tinnitus yang sudah muncul, namun pola hidup sehat dapat membatasi intensitas tinnitus.