Tinnitus Bisa Jadi Tanda Gangguan Pendengaran, Bagaimana Mengatasinya?

Biasanya, tinnitus ditandai dengan suara dengungan atau bunyi lain yang hanya dapat didengar oleh orang yang mengalaminya.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 04 Jan 2025, 18:00 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2025, 18:00 WIB
Tinnitus Bisa Jadi Tanda Gangguan Pendengaran, Bagaimana Mengatasinya?
Tinnitus Bisa Jadi Tanda Gangguan Pendengaran, Bagaimana Mengatasinya? Foto: AI by deepai.org.

Liputan6.com, Jakarta - Gangguan pendengaran bisa ditandai dengan adanya tinnitus. Telinga berdenging, atau yang lebih dikenal dengan istilah tinnitus, merupakan kondisi yang kerap membuat pengidapnya merasa tidak nyaman.

Biasanya, tinnitus ditandai dengan suara dengungan atau bunyi lain yang hanya dapat didengar oleh orang yang mengalaminya. Bunyi ini bisa muncul secara sementara atau berlangsung dalam waktu yang lebih lama.

Suara yang terdengar saat tinnitus bisa berupa dengungan, desisan, gemuruh, atau bahkan suara seperti deringan lonceng.

“Kondisi ini dapat terjadi pada salah satu atau kedua telinga dan umumnya bersifat sementara. Namun, pada beberapa orang, tinnitus bisa menjadi masalah kronis yang mengganggu kualitas hidup mereka,” tulis dokter spesialis telinga hidung dan tenggorokan, bedah kepala leher RS EMC Pekayon, Yupitri Pitoyo di laman EMC dikutip Sabtu (4/1/2025).

Meskipun banyak orang mengalami kondisi ini, sering kali penyebab tinnitus tidak segera diketahui. Namun, ada berbagai faktor yang dapat memicu terjadinya tinnitus. Salah satunya gangguan pendengaran.

“Penyebab umum tinnitus adalah gangguan pendengaran terkait usia atau presbycusis. Seiring bertambahnya usia, kemampuan pendengaran seseorang akan menurun secara alami, yang dapat mengarah pada tinnitus,” jelas Yupitri.

Penurunan kemampuan pendengaran ini sering kali disebabkan oleh kerusakan pada sel-sel rambut di koklea (bagian telinga dalam yang bertanggung jawab untuk mendeteksi suara).

Penyebab Tinnitus Lainnya

Selain gangguan pendengaran, penyebab lain dari tinnitus adalah:

Paparan Suara Keras

Paparan suara keras dalam jangka waktu yang lama, seperti mendengarkan musik dengan volume tinggi atau bekerja di lingkungan dengan kebisingan tinggi (misalnya pabrik atau konser), adalah salah satu penyebab utama tinnitus.

Suara keras ini dapat merusak sel-sel rambut di dalam telinga yang bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal suara ke otak, sehingga menyebabkan gangguan pada sistem pendengaran.

Penyakit Telinga

Berbagai masalah kesehatan pada telinga, seperti infeksi, penumpukan wax, atau gangguan pada gendang telinga, dapat memicu timbulnya tinnitus.

Infeksi pada telinga bisa menyebabkan peradangan yang mengganggu kemampuan pendengaran dan memicu terjadinya suara berdenging.

Cedera Kepala atau Leher

Cedera pada kepala atau leher, seperti gegar otak atau trauma pada tulang belakang leher, dapat mengganggu aliran darah ke telinga bagian dalam dan sistem pendengaran.

Kondisi ini bisa menyebabkan tinnitus, yang mungkin timbul segera setelah cedera atau beberapa waktu setelahnya.

Efek Samping Obat

Beberapa obat, seperti antibiotik, NSAID (obat antiinflamasi non-steroid), diuretik, dan obat kemoterapi, dapat memicu tinnitus sebagai efek samping. Penggunaan obat dalam jangka panjang atau dosis yang tinggi berisiko mempengaruhi fungsi telinga dan menyebabkan gangguan pendengaran.

Stres dan Kecemasan

Stres dan kecemasan dapat memperburuk kondisi tinnitus. Ketika tubuh berada dalam kondisi stres tinggi, gejala tinnitus dapat menjadi lebih jelas atau lebih sering muncul.

Emosi yang tidak stabil dapat memengaruhi aliran darah dan fungsi saraf yang berhubungan dengan pendengaran.

Bagaimana Cara Mengatasi Tinnitus?

Meskipun tinnitus kerap tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, ada beberapa cara untuk mengelola dan mengurangi dampaknya, yakni:

Menghindari Paparan Suara Keras

Penting untuk melindungi telinga dari suara keras dengan menggunakan pelindung telinga atau earplug, terutama jika bekerja di lingkungan bising. Mengurangi volume musik dan suara lain juga dapat membantu mengurangi risiko kerusakan telinga.

Pengobatan Medis

Jika tinnitus disebabkan oleh infeksi telinga, penumpukan kotoran telinga, atau gangguan medis lainnya, pengobatan atau perawatan medis yang tepat bisa membantu mengurangi gejalanya. Temui dokter spesialis THT untuk pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut.

Terapi Suara

Beberapa pengidap tinnitus merasa lega dengan mendengarkan suara latar seperti musik lembut atau suara alam untuk mengalihkan perhatian dari tinnitus. Terapi suara ini bisa membantu mengalihkan fokus dari bunyi berdenging yang mengganggu.

Manajemen Stres

Mengelola stres dengan cara relaksasi, meditasi, atau terapi perilaku kognitif (CBT) dapat membantu mengurangi dampak tinnitus. Mengurangi kecemasan dan ketegangan tubuh juga dapat meminimalkan gejala tinnitus.

Konsultasi dengan Profesional Kesehatan

Jika tinnitus mulai memengaruhi kualitas hidup, sebaiknya segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional untuk mendapatkan penanganan yang sesuai. Terkadang, alat bantu dengar atau masker suara dapat diberikan untuk membantu pasien mengatasi tinnitus.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya