Liputan6.com, Jakarta Telinga berdenging atau sering pula disebut tinnitus adalah ketika terdengar dering atau suara lain di salah satu atau kedua telinga.
Kebisingan yang didengar oleh pasien tinnitus tidak disebabkan oleh suara eksternal, dan orang lain biasanya tidak dapat mendengarnya. Melansir Mayoclinic, tinnitus adalah masalah umum. Ini memengaruhi sekitar 15 persen sampai 20 persen orang, dan sangat umum pada orang dewasa yang lebih tua.
Advertisement
Baca Juga
Tinnitus biasanya disebabkan oleh kondisi yang mendasarinya, seperti gangguan pendengaran terkait usia, cedera telinga, atau masalah dengan sistem peredaran darah.
Advertisement
Bagi banyak orang, tinnitus membaik dengan pengobatan penyebab yang mendasari atau dengan perawatan lain yang mengurangi atau menutupi kebisingan.
Tinnitus paling sering digambarkan sebagai dering di telinga, meskipun tidak ada suara eksternal. Namun, tinnitus juga dapat menyebabkan jenis suara lain di telinga, termasuk:
-Berdengung
-Gemuruh
-Mengklik
-Desis
-Bersenandung.
Kebanyakan orang yang mengalami telinga berdenging memiliki tinnitus subjektif, atau tinnitus yang hanya dapat didengar oleh pemiliknya. Suara tinnitus dapat bervariasi dalam nada dari raungan rendah hingga jeritan tinggi, dan bisa didengar di salah satu atau kedua telinga.
“Dalam beberapa kasus, suaranya bisa sangat keras sehingga mengganggu kemampuan untuk berkonsentrasi atau mendengar suara eksternal. Denging pada telinga mungkin hadir sepanjang waktu, atau mungkin datang dan pergi,” mengutip Mayoclinic, Senin, (1/8/2022).
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Berbagai Penyebab Tinnitus
Dalam kasus yang jarang terjadi, telinga berdenging dapat terjadi sebagai denyut berirama atau suara mendesing, seringkali bersamaan dengan detak jantung. Ini disebut tinnitus pulsatil.
“Jika Anda memiliki tinnitus berdenyut, dokter Anda mungkin dapat mendengar tinnitus Anda saat melakukan pemeriksaan (tinnitus objektif).”
Bagi sebagian orang, telinga berdenging tidak terlalu mengganggu. Namun, bagi sebagian lainnya, tinnitus dapat mengganggu kehidupan sehari-hari mereka. Jika memiliki tinnitus yang mengganggu, disarankan untuk periksa ke dokter.
Konsultasi ke dokter sangat diperlukan jika mengalami tinnitus setelah infeksi saluran pernapasan atas, seperti pilek, dan tinnitus tidak membaik dalam waktu seminggu.
Pertemuan dengan dokter menjadi sangat penting jika tinnitus menyebabkan gangguan pendengaran atau pusing serta menyebabkan kecemasan atau depresi.
Sejumlah kondisi kesehatan dapat menyebabkan atau memperburuk tinnitus. Dalam banyak kasus, penyebab pastinya tidak pernah ditemukan.
Sedangkan, pada banyak orang, tinnitus salah satunya bisa disebabkan oleh kehilangan pendengaran. Ada sel rambut kecil dan halus di telinga bagian dalam (koklea) yang bergerak saat telinga menerima gelombang suara. Gerakan ini memicu sinyal listrik di sepanjang saraf dari telinga ke otak (saraf pendengaran). Otak menafsirkan sinyal-sinyal ini sebagai suara.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Jika Bengkok atau Patah
Rambut di dalam telinga bagian dalam bisa bengkok atau patah. Biasanya terjadi bertambahnya usia atau ketika secara teratur terpapar suara keras.
Jika rambut itu bengkok atau patah mereka dapat membocorkan impuls listrik acak ke otak dan menyebabkan telinga berdeging.
Penyebab lain yang sering terjadi adalah infeksi telinga atau penyumbatan saluran telinga. Saluran telinga bisa tersumbat oleh penumpukan cairan (infeksi telinga), kotoran telinga, kotoran atau benda asing lainnya. Penyumbatan dapat mengubah tekanan di telinga dan menyebabkan tinnitus.
Cedera kepala atau leher juga bisa berkontribusi pada terjadinya tinnitus. Trauma kepala atau leher dapat memengaruhi telinga bagian dalam, saraf pendengaran, atau fungsi otak yang terkait dengan pendengaran. Cedera seperti itu biasanya menyebabkan tinnitus hanya pada satu telinga.
Di sisi lain, sejumlah obat dapat menyebabkan atau memperburuk tinnitus. Umumnya, semakin tinggi dosis obat-obatan ini, semakin buruk tinnitusnya. Seringkali suara yang tidak diinginkan menghilang ketika berhenti menggunakan obat ini.
Obat yang Menyebabkan Tinnitus
Obat-obatan yang diketahui menyebabkan tinnitus termasuk obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dan antibiotik tertentu, obat kanker, pil air (diuretik), obat antimalaria dan antidepresan.
Penyebab tinnitus yang kurang umum termasuk masalah telinga lainnya, kondisi kesehatan kronis, dan cedera atau kondisi yang memengaruhi saraf di telinga atau pusat pendengaran di otak.
Tinnitus juga bisa menjadi indikator awal penyakit Meniere, gangguan telinga bagian dalam yang dapat disebabkan oleh tekanan cairan telinga bagian dalam yang tidak normal.
Ada pula disfungsi tuba eustachius. Dalam kondisi ini, tabung di telinga yang menghubungkan telinga tengah ke tenggorokan bagian atas tetap melebar sepanjang waktu, yang bisa membuat telinga terasa penuh.
Perubahan tulang telinga juga disebut sebagai penyebab telinga berdeging yang kurang umum. Kekakuan tulang di telinga tengah (otosklerosis) dapat memengaruhi pendengaran dan menyebabkan tinnitus. Kondisi ini, yang disebabkan oleh pertumbuhan tulang yang tidak normal, dan cenderung diturunkan dalam keluarga.
Advertisement