Tinnitus, Ketika Telinga Terus Berdengung

Apakah telinga Anda sering terasa berdengung? Mungkin Anda mengalami kondisi yang disebut dengan tinnitus.

oleh Liputan6 diperbarui 01 Agu 2013, 20:25 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2013, 20:25 WIB
tinnitus-130730c.jpg
Apakah telinga Anda sering terasa pengang? Seperti ada dengungan dalam telinga Anda? Jika Anda pernah mengalaminya, jangan anggap hal itu sebagai hal yang biasa-biasa saja. Mungkin saja Anda mengalami sebuah kondisi yang disebut dengan istilah tinnitus.

Deskripsi

Seperti dikutip Mayo Clinic, Rabu(31/7/2013), tinnitus adalah sebuah kondisi ketika Anda mendengar suara dengungan di dalam telinga Anda sendiri. Ketika Anda mengalami hal ini, mungkin saja ini menjadi pertanda bahwa telinga Anda sedang atau akan mengalami gangguan, seperti cedera atau bahkan kemampuan pendengaran akan menghilang. Kondisi ini memang tidak terlalu serius dan biasanya hilang dengan sendirinya, namun hal ini mungkin akan menganggu Anda ketika mendengarkan suara dari luar. Tinnitus dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Tinnitus subyektif

Suatu kondisi di mana suara dengungan yang ada dalam telinga hanya dapat Anda dengarkan sendiri, orang lain tidak bisa mendengarkannya. Ini merupakan jenis yang paling umum dari tinnitus. Adanya masalah pada telinga bagian luar, tengah, atau dalam dan masalah pada saraf pendengaran (auditory) dan pada bagian otak yang berfungsi menafsirkan sinyal saraf sebagai suara (jalur pendengaran), mungkin menjadi penyebab dari jenis tinnitus ini.

2. Tinnitus obyektif

Suatu kondisi di mana suara dengungan yang ada dalam telinga dapat didengarkan oleh orang lain, salah satunya dokter, ketika ia memeriksa telinga Anda. Ini merupakan jenis langka dari tinnitus yang mungkin disebabkan oleh masalah pada pembuluh darah, kontraksi otot, dan kondisi tulang telinga bagian dalam.

Kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja. Terutama orang tua yang berumur lebih dari 60 tahun. Sebab, semakin tua usia seseorang, kemampuan organ pendengaran juga ikut berkurang. Selain itu, jumlah serabut saraf yang berfungsi dalam telinga Anda menurun. Hal ini akan menimbulkan masalah pada pendengaran dan sering dikaitkan dengan tinnitus. Bila dibandingkan dengan wanita, kaum pria lah yang lebih berisiko mengalami hal ini. Ketika Anda mengalami hal ini, Anda mungkin akan mengalami masalah pada sikulus tidur, sulit berkonsentrasi, memori otak bermasalah, sering lelah, depresi, stres, dan mudah tersinggung. Namun, apabila Anda mengobatinya dengan cepat, suara bising dalam telinga Anda dapat berkurang dan tinnitus berangsur-angsur membaik.

Gejala

Umumnya, ketika Anda mengalami tinnitus, Anda akan mendengarkan suara-suara dengungan dalam telinga Anda. Jenis suara tersebut bervariasi, misalnya desisan, detak jantung, dan lain sebagainya. Suara tersebut dapat bernada rendah dan tinggi dan biasanya akan mempengaruhi salah satu atau bahkan kedua telinga Anda.

Penyebab

Dalam beberapa kasus, penyebab pasti dari tinnitus tidak dapat ditemukan. Namun, umumnya, hal ini akan terjadi ketika sel telinga bagian dalam mengalami kerusakkan. Rambut halus yang ada dalam telinga akan bergerak dalam kaitannya dengan tekanan gelombang suara. Setelah itu, sel-sel telinga akan terpicu untuk melepaskan sinyal listrik melalui saraf pendengaran di telinga ke otak Anda. Kemudian, otak akan menafsirkan sinyal yang diterimanya sebagai suara. Namun, jika rambut yang berada dalam telinga Anda bengkok atau patah, hal ini akan mengakibatkan bocornya impuls yang ditujukan ke otak Anda. Itulah yang menyebabkan tinnitus.

Tak hanya itu saja, ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan Anda mengalami tinnitus, seperti:

1. Kebiasaan merokok

Perokok memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami tinnitus.

2. Sering terpapar oleh suara keras

Jika telinga Anda sering terpapar oleh suara keras dan berlangsung dalam jangka waktu yang lama, sel-sel rambut sensori dalam telinga Anda yang berfungsi untuk mengirimkan suara ke otak Anda akan rusak. Misalnya, ketika Anda mendengarkan musik dengan volume yang sangat keras. Jika hal itu berlangsung singkat, mungkin tinnitus akan hilang dengan sendirinya. Namun, jika hal itu berlangsung dalam waktu yang lama, mungkin telinga Anda akan mengalami kerusakkan permanen.

3. Kotoran pada telinga

Memang kotoran pada telinga dapat melindungi saluran telinga Anda dari kuman penyakit dan dapat memperlambat pertumbuhan bakteri. Namun, jika kotoran pada telinga tidak pernah Anda bersihkan, kotoran tersebut akan semakin menumpuk dan tertimbun dalam telinga. Hal ini dapat menganggu pendengaran Anda, mengiritasi gendang telinga, dan dapat menyebabkan tinnitus.

4. Perubahan struktur tulang di telinga

Tulang-tulang di telinga bagian tengah dapat mengalami pengerasan. Dalam istilah medis, hal itu disebut dengan otosklerosis. Selain itu, telinga Anda dapat mengalami pertumbuhan tulang yang tidak normal. Jika ini terjadi, pendengaran Anda akan terganggu dan dapat menyebabkan tinnitus.

5. Penyakit meniere

Penyakit meniere adalah salah satu gangguan pada telinga bagian dalam yang disebabkan oleh tekanan abnormal fluida. Tinnitus dapat menjadi indikator awal dari penyakit ini.

6. Gangguan TMJ

Gangguan TMJ adalah gangguan yang menyebabkan masalah pada sendi temperomandibular, sendi yang berada di tiap sisi di kepala dan di depan telinga Anda, di mana tulang rahang bawah akan memenuhi bagian tengkorak Anda. Jika Anda mengalami hal ini, Anda juga mungkin akan mengalami tinnitus.

7. Cedera kepala atau cedera leher

Luka berat pada kepala atau leher dapat mempengaruhi telinga bagian dalam, saluran pendengaran, dan mengganggu fungsi otak yang terkait dengan pendengaran. Cedera seperti ini biasanya akan menyebabkan tinnitus pada satu telinga saja.

8. Neuroma akustik

Sebuah kondisi di mana tumor jinak (tidak berbahaya) berkembang pada saraf kranial yang berfungsi mengontrol keseimbangan dan kemampuan pendengaran. Kondisi ini biasanya akan menimbulkan tinnitus dalam satu telinga.

9. Gangguan pembuluh darah
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi): Jika Anda memiliki tekanan darah tinggi dan disebabkan oleh faktor-faktor seperti stres, konsumsi alkohol dan kafein, Anda mungkin akan mengalami tinnitus
  • Atherosclerosis: Suatu kondisi di mana pembuluh arteri mengalami penyempitan akibat adanya penumpukan kolestrol dan endapan lain dalam tubuh. Akibatnya, aliran darah dalam tubuh Anda akan terganggu dan biasanya alirannya lebih kuat. Jika ini terjadi, Anda akan mendengar jenis tinnitus pada kedua telinga Anda, seperti ada denyutan jantung pada kedua telinga Anda.
  • Tumor pada kepala atau leher: Tumor yang tumbuh di kepala atau di leher dapat menekan pembuluh darah. Hal ini dapat menyebabakna tinnitus dan menimbulkan gejala lain.
  • Aliran darah turbulen: Ketika arteri karotid atau vena jugularis yang ada di leher mengalami penyempitan atau pengkusutan, aliran darah menjadi tidak teratur (turbulen) dan dapat menyebabkan tinnitus.
  • Malformasi kapiler: Sebuah kondisi yang disebut arteriovenous malformation (AVM), koneksi abnormal antara arteri dan vena, dapat menyebabkan tinnitus. Jenis tinnitus ini umumnya hanya terjadi pada satu telinga.
10. Jenis obat yang dikonsumsi

Beberapa jenis obat ternyata dapat menyebabkan bahkan memperburuk tinnitus, misalnya antibiotik (polimiksin B, eritromisin, vankomisin, neomycin), obat kanker (mechlorethamine, vincristine), pil air atau diuretik (bumetanide, asam ethacrynic, furosemide), obat kina yang digunakan untuk malaria, antidepresan, dan aspirin yang diambil dalam dosis  tinggi. Semakin tinggi dosis obat yang Anda konsumsi, semakin buruk pula tinnitus yang Anda alami. Tinnitus mungkin dapat menghilang dengan sendirinya ketika Anda menghentikan penggunaan obat-obatan tersebut.

Pengobatan

Sebelum melakukan pengobatan, dokter akan terlebih dahulu melakukan pemeriksaan pada telinga, kepala, dan leher Anda untuk mencari penyebab dari tinnitus yang Anda alami. Dokter biasanya akan melakukan jenis pemeriksaan, seperti:

1. Audiologi

Ini merupakan ujian mendengar. Anda akan duduk di sebuah ruangan kedap suara dan mengenakan earphone untuk mendengarkan suara tertentu. Anda diminta untuk memberitahukan suara apa yang keluar dari earphone tersebut. Setelah itu, hasilnya akan dibandingkan dengan hasil normal untuk usia Anda. Dengan melakukan tes ini, dokter dapat mengidentifikasi penyebab tinnitus.

2. Tes gerakan

Dokter akan meminta Anda untuk menggerakan bola mata, membuka dan menutup rahang, memindahkan leher, lengan, dan kaki Anda. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi apakah ada gangguan tulang yang dapat menyebabkan tinnitus atau tidak.

3. Tes pencitraan (CT scan atau MRI)

Hal ini dilakukan bila dokter tidak dapat mengidentifikasi penyebab tinnitus dengan pemeriksaan fisik. Dokter akan melakukan pemeriksaan dari bagian dalam tubuh Anda, untuk menemukan hal-hal yang mungkin menyebabkan tinnitus.

Selain itu, dokter juga akan mencoba mendengarkan suara yang muncul dari dalam telinga Anda. Jenis suara tersebut bervariasi dan dapat menentukan penyebab dari tinnitus. Jenis suara yang muncul ketika Anda mengalami tinnitus, antara lain:
  • Suara klik: Jika yang Anda dengarkan adalah bunyi seperti klik, hal ini mungkin disebabkan oleh adanya kontraksi pada otot dalam dan sekitar telinga Anda.
  • Suara seperti bersenandung: Suara seperti ini mungkin diakibatkan oleh masalah pada pembuluh darah Anda. Anda mungkin akan mendengarkan jenis suara ini ketika Anda berolahraga atau mengubah posisi Anda, seperti ketika berdiri dan duduk.
  • Suara denyut jantung: Masalah pada pembuluh darah, seperti tekanan darah tinggi, aneurisma atau tumor, dan penyumbatan saluran telinga atau tabung estachius, dapat memperkuat suara detak jantung Anda hingga terdengar dalam telinga. Kondisi ini disebut dengan tinnitus berdenyut.
  • Suara bernada rendah: Jika Anda mengidap penyakit meniere, mungkin Anda akan mendengarkan suara bernada rendah dalam telinga Anda. Namun, suara tersebut dapat menjadi sangat keras ketika Anda mendapatkan serangan vertigo.
  • Suara bernada tinggi: Paparan suara yang sangat keras dapat menimbulkan tinnitus dengan suara bernada tinggi dalam telinga Anda. Hal ini dapat hilang dengan sendirinya atu bahkan permanen.
  • Berbagai jenis suara: Kotoran telinga, benda asing, dan rambut di liang telinga dapat bergesekkan dengan gendang telinga. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya berbagai suara dalam telinga Anda.
Apabila penyebab tinnitus sudah diketahui, dokter akan menentukkan jenis pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi tinnitus yang Anda alami. Jenis pengobatan yang diambil disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Dokter mungkin akan memberikan beberapa pilihan pengobatan yang dapat mengurangi dan menyembuhkan tinnitus, seperti:

Membersihkan kotoran telinga: Bila kotoran telinga yang mengendap dalam telinga Anda dibersihkan, mungkin gejala tinnitus dapat berkurang dan berangsur-angsur membaik.
Pengobatan pembuluh darah: Jika penyebab tinnitus adalah akibat gangguan pada pembuluh darah, dokter mungkin akan memberikan resep obat atau bahkan melakukan operasi untuk mengatasi masalah tersebut.

Selain itu, dokter mungkin akan memberi rekomendasi kepada Anda untuk menggunakan perangkat elektronik yang dapat mengurangi suara bising dalam telinga sekaligus membantu pendengaran Anda. Berikut jenis-jenisnya:

1. Mesin white noise

Perangkat elektronik ini akan menghasilkan simulasi suara lingkungan, seperti bunyi gelombang air laut dan bunyi air hujan. Seringkali, pengobatan ini efektif untuk menangani tinnitus.

2. Alat bantu dengar

Alat ini akan sangat membantu jika Anda memiliki masalah pada pendengaran dan tinnitus.

3. Perangkat masking

Bentuknya mirip dengan alat bantu dengar dan dikenakan di telinga. Perangkat ini akan menghasilkan suara bernada rendah yang dapat menekan gejala tinnitus.

Namun, jika tinnitus yang Anda alami sudah tergolong parah dan tidak dapat diobati oleh jenis pengobatan seperti di atas, dokter mungkin akan memberikan resep obat yang mungkin dapat mengurangi keparahan gejala dan meminimalisir komplikasi. Jenis obat untuk tinnitus, antara lain:
  • Antidepresan trisiklik (Amitriptyline dan Nortriptyline): Jenis obat ini telah berhasil menangani beberapa kasus tinnitus. Namun, jenis obat ini hanya digunakan bagi penderita tinnitus yang tergolong parah. Selain itu, obat ini juga memberikan beberapa efek samping yang mungkin mengganggu Anda, seperti mulut kering, penglihatan kabur, sembelit, dan menimbulkan masalah pada organ jantung.
  • Alprazolam (Niravam, Xanax): Jenis obat ini dapat membantu mengurangi gejala dari tinnitus. Obat ini juga memeberikan efek samping, seperti kantuk dan mual.
Namun, jika obat di atas menjadikan tinnitus semakin parah dan tidak dapat membaik, dokter mungkin akan menghentikan penggunaan jenis obat tersebut dan akan beralih ke jenis obat lain.

Di samping itu, Anda juga dapat melakukan pengobatan alternatif yang telah terbukti bekerja untuk mengatasi tinnitus. Akupuntur dan hipnoterapi merupakan jenis terapi alternatif yang terlah dicoba dan berhasil menangani tinnitus.

Setelah mengetahui beberapa faktor yang dapat menyebabkan tinnitus, mungkin Anda dapat melakukan beberapa hal seperti berikut ini:
  • Mengurangi atau bahkan tidak mengkonsumsi alkohol: Alkohol dapat meningkatkan kekuatan dari aliran darah sekaligus melebarkan pembuluh darah. Jika Anda gemar mengkonsumsi alkohol dalam jumlah yang besar, Anda harus menguranginya atau bahkan menghindarinya.
  • Belajar mengelola stres: Bila Anda telah mengetahui bahwa stres menjadi penyebab dari tinnitus yang Anda alami, Anda harus belajar untuk mengelola stres Anda, misalnya dengan melakukan terapi relaksasi, biofeedback, dan olahraga. Itu mungkin dapat mengurangi rasa stres yang Anda alami.
  • Menjaga kesehatan jantung: Olahraga dengan teratur dan mengkonsumsi makanan yang sehat dapat menjaga pembuluh darah Anda tetap sehat sekaligus mencegah timbulnya tinnitus.
  • Mengurangi volume suara: Jika Anda sering mendengarkan hal-hal yang terpapar dengan suara keras, Anda harus belajar untuk mendengarkannya dengan volume suara yang lebih rendah.

(Mel)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya