Ada Karakter Gay, Anak-anak Dilarang Main The Sims 4

Berdasarkan hukum yang berlaku di Rusia, menjual game The Sims 4 pada anak-anak di bawah umur akan dianggap sebagai tindak kejahatan.

oleh Adhi Maulana diperbarui 14 Mei 2014, 08:06 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2014, 08:06 WIB
Tampilkan Karakter Gay, Anak-anak Dilarang Main The Sims 4
The Sims 4 (gamespot.com)

Liputan6.com, Rusia - The Sims, game simulasi kehiduapan nyata besutan Electronics Art (EA) kini telah memasuki seri keempat. Sejak pertama kali dirilis pada tahun 2008 silam, permainan ini sudah memicu kontroversi karena menyajikan konten percintaan dan hubungan intim, padahal tak sedikit anak-anak di bawah umur yang memainkannya.

Di seri terbaru, The Sims 4 bahkan menghadirkan karakter gay dan lesbian. EA memungkinkan karakter yang dimainkan gamer mencintai sesama jenis.

Dengan adanya konten tersebut, The Sims 4 menurut laporan Gamespot, Rabu (14/5/2014), dilabeli adult games (18+), atau permainan khusus dewasa di Rusia.

Kabar ini diungkapkan langsung oleh akun Twitter resmi The Sims Rusia (@thesimsrussia) yang menyatakan bahwa game The Sims 4 mengandung konten berbahaya bagi anak-anak. Tindakan ini didasari aturan hukum perlindungan anak di Rusia nomor 436-FZ. 

Ini artinya, berdasarkan hukum yang berlaku di Rusia, menjual game The Sims 4 pada anak-anak di bawah umur akan dianggap sebagai tindak kejahatan.

Berbeda dengan EA yang menampilkan karakter berorientasi seksual sesama jenis, baru-baru ini Nintendo justru melarang karakter gay muncul di dalam game besutan mereka yang bertajuk Tomodachi Life.

Tak berbededa dengan The Sims, game Tomodachi Life merupakan sebuah game simulasi kehidupan di mana gamer dapat menciptakan karakter dan berinteraksi dengan karakter lain dalam kehidupan sehari-hari secara online.

Menurut yang dilansir laman BBC, keputusan Nintendo tersebut mendapat protes keras dari sejumlah penggemar Tomodachi Life, khususnya para gamer yang berasal dari wilayah Amerika dan Eropa. Mereka ramai-ramai melancarkan protes via media sosial Facebook dan Twitter.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya