XL Gempur UKM Untuk Pasarkan Iklan Mobile

Iklan berbasis lokasi dianggap bisa lebih efektif dan tepat sasaran dibandingkan dengan model iklan lainnya.

oleh Denny Mahardy diperbarui 20 Mei 2014, 19:00 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2014, 19:00 WIB
200 Developer Siap Adu Aplikasi di Hackathon Jakarta
Ilustrasi - Aplikasi mobile (triegg.com)

Liputan6.com, Jakarta - Tingginya angka adopsi perangkat mobile ikut mendorong pertumbuhan industri iklan mobile. PT XL Axiata Tbk mengaku akan memacu bisnis mobile advertising pada tahun ini.

Operator telekomunikasi itu berniat meningkatkan jumlah pengiklan dari layanan mobile yang ditawarkannya. XL mengaku pada tahun lalu telah menguasai 25% di industri iklan mobile Tanah Air.

"Kami menguasai sekitar 25% atau setara USD 2,375 juta dari iklan mobile Indonesia tahun lalu yang mencapai USD 9,5 juta. Iklan berbasis lokasi menyumbang 12,5% bagi total pendapatan iklan digital XL," papar Herwinto Chandra Sutantyo, GM Mobile Advertising Digital Services.

Iklan berbasis lokasi atau Location Based Advertising (LBA) cukup diminati oleh para pengiklan di layanan XL. Iklan berbasis LBA dianggap bisa lebih efektif dan tepat sasaran dibandingkan dengan model iklan lainnya.

Usaha kecil dan menengah atau UKM disebutkan Herwinto jadi target pengguna layanan iklan mobile yang disediakan XL. Perusahaan operator terbesar kedua di Indonesia itu mengaku menyediakan tim Mobile Advertising untuk memasarkan layanan iklan mobile LBA ke UKM.

"Kita sediakan tim Mobile Advertising untuk UKM di lima wilayah regional yang meliputi Sumatra dan kepulauan, Jabodetabek dan Banten, Jabar-Jateng-DIY, Jatim – Bali dan Nusa Tenggara, serta Kalimantan-Sulawesi-dan Kawasan Timur Indonesia," tambahnya.

Lebih lanjut, Herwinto mengungkapkan UKM yang paling banyak memanfaatkan iklam mobile berbasis LBA ada di Bali dan Surabaya. Berikutnya ialah pasar yang ada di daerah Makassar, Jakarta, dan Jawa Barat.

Dian Siswarini selaku Chief of Digital Services XL mengatakan di tahun ini bisnis digital seperti mobile advertising. Keduanya memasuki tahapan adopsi yang diharapkan bakalan mendapat penambahan pelanggan secara signifikan dan pada tahun 2015 akan terjadi usage stimulation dengan menggenjot frekuensi penggunaan.

"Pada 2016 baru revenue membesar dan kontribusinya ke bisnis XL secara keseluruhan kelihatan. Tahun ini kita bidik omzetnya sekitar Rp 850 miliar," kata Dian yang ditemui tim Tekno Liputan6.com, Selasa (20/5/2014).

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya