Liputan6.com, Jakarta - Menjelang pemilu presiden 9 Juli 2014, kampanye hitam (black campaign) merebak di jagat maya termasuk di media sosial. Bahkan di laman Facebook sebagian pengguna media sosial menunjukkan kemarahannya.Â
Sebagian besar dari mereka bahkan sampai mengancam akan `mengakhiri pertemanan` jika laman mereka di-tag segala sesuatu yang terkait dengan kampanye. Terlebih ada aksi saling menghujat sesama pengguna media sosial pendukung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) tertentu.
Bukan itu saja, belakangan masyarakat juga banyak yang menunjukkan rasa muak terhadap kampanye hitam terkait pemilu presiden di media sosial. Melalui Facebook dan Twitter, mereka mengunggah gambar dengan sederet kalimat yang diakhiri dengan kalimat "Kampanye Presiden Damai alias Kampred".
Beberapa warga Jakarta yang aktif di media sosial menyatakan bahwa mereka menjauhi dan tidak pernah tertarik untuk melakukan kampanye hitam di Facebook atau Twitter.
"Seharusnya media fungsinya ialah memberi informasi yg aktual. Bicara mengenai kampanye hitam yang berisikan hujatan, semestinya tidak diperbolehkan. Namun justru media yang menawarkan sebuah berita panas," kata salah satu pengguna Facebook, Edi Wijaya, di Facebook Fanpage Liputan6.com.
Pengguna Facebook lainnya, Nova Purwanto, mengatakan tidak peduli dengan kampanye hitam yang beredar di media sosial.
"Siapa pun nanti yang menang, dialah yang bakal memimpin kita. Akan lebih baik jika di sisi lain masih ada kekurangan, yang punya kelebihan berbagilah untuk saling melengkapi demi bangsa dan negara. Kalau dari awal yang dicari hanya kejelekan masing-masing, mau jadi apa nantinya," ujar Nova di Facebook Fanpage Liputan6.com.
Untuk mencegah semakin merajalelanya kampanye hitam yang kian meresahkan, penyelenggara pemilu seperti KPU dan Bawaslu, meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menindak pelaku kampanye hitam.
"Kami meminta Kominfo agar situs-situs yang mengandung unsur kampanye hitam diblokir. Untuk kampanye hitam yang bukan di media sosial, ranahnya kepolisian yang menindak," kata komisioner KPU Juri Ardiantoro usai menggelar rapat koordinasi tahapan pilpres 2014 di Gedung Bawaslu, belum lama ini.
Sementara itu, perwakilan dari Kominfo, Harmetri berjanji akan segera memblokir situs-situs yang berbau kampanye hitam.
"Kami diminta untuk memblokir situs atau akun di jejaring sosial yang melakukan aksi kampanye hitam. Sesegera mungkin akan kami lakukan," tegas Harmetri.
Kampanye Hitam di Media Sosial Menyebalkan?
Kampanye hitam merebak di jagat maya, termasuk di media sosial. Hal itu membuat sebagian pengguna media sosial menunjukkan kemarahannya.
diperbarui 12 Jun 2014, 13:41 WIBDiterbitkan 12 Jun 2014, 13:41 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Cara Merebus Jagung Manis untuk Jasuke, Mudah Dicoba di Rumah
Polda Sumut Siapkan Skema Pengaturan Lalu Lintas Libur Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek
10 Brand Pasta Gigi Tertua di Dunia, Dua Masih Jadi Favorit di Indonesia
Resep Putri Salju Terigu 500 Gram yang Lembut dan Lezat, Kue Favorit saat Lebaran
100 Hari Prabowo-Gibran, Bidang Pertahanan Sudah On The Track?
Manfaat Lemon Menurut Thibbun Nabawi, Bisa Perbaiki Suasana Hati dan Menyehatkan Otak
Pasang PPF di Sini Lalui Proses Detailing dan Coating, Bodi Mobil Dijamin Kinclong
Genjot 3 Juta Rumah, Fahri Hamzah Dorong Hunian Layak Berbasis Komunitas
VIDEO: Dihadiri Prabowo, Begini Penampakan Parade HUT Republik India
Top 3 Tekno: Hacker Incar Layanan Keuangan dan E-commerce di Indonesia Tuai Perhatian
Desa Binaan UMY Hermoyo Edupark Akan Buka saat Libur Lebaran
Zhao Lusi Traktir Penggemar Makan Malam Mewah, Ditopang Tongkat Saat Isi Acara Perdana Sejak Hiatus