Liputan6.com, Jakarta - Indonesia adalah negara yang kaya, kaya dengan orang-orang kreatif termasuk di industri animasi. Buktinya, sejumlah animator anak negeri sukses berkiprah di luar negeri. Sebut saja Rini Sugianto, Andre Surya dan Christiawan Lie yang ikut terlibat dalam pembuatan film Transformer, Tintin, Terminator, dan GI Joe.
Namun mengapa industri film animasi di Indonesia sulit berkembang padahal para animator Indonesia justru sukses berkarya di luar negeri?
Achmad Rofiq, animator asal Malang yang juga Managing Director DGM Animation Studio menilai, ada banyak kendala di Indonesia yang membuat industri animasi di sini sulit berkembang, salah satunya kendala hukum.Â
"Urusan HAKI saja ribet dan butuh waktu yang lama. Pemerintah gak sadar bahwa masyarakat kita sebenarnya sudah sangat maju. Bisnis animasi kan intelektual properti, tapi HAKI-nya gak jelas," jelas Rofiq dalam diskusi santai di kantor Liputan6.com.Â
Kesulitan lainnya terkait dengan model bisnisnya. Menurut Rofiq di Indonesia belum ada agensi yang menangani bisnis animasi seperti yang ada di luar negeri. Walhasil Rofiq bersama rekannya pun membuat agensi juga.
Meski demikian, Rofiq mengatakan bahwa mereka juga cukup dekat dengan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Next
Perjuangan Rofiq dan teman-temannya untuk membangun bisnis animasi di Indonesia diwujudkan dengan cara membantu Kemenparekraf untuk merumuskan blueprint industri animasi Indonesia sekitar satu (1) tahun lalu.
Rofiq sendiri sudah menelurkan banyak karya film animasi. Salah satunya Kuku Rock You, sebuah film animasi serial yang menceritakan seekor ayam kampung dari Indonesia bersama beberapa temannya yang terobsesi menjadi penyanyi rock.
Rofiq berharap industri animasi di Indonesia bisa berkembang agar orang-orang kreatif di Indonesia bisa berkarya di negeri sendiri, bukan di luar negeri.
Advertisement