Liputan6.com, Jakarta - Sejak didirikan 5 tahun lalu, tepatnya pada 17 Agustus 2009, mal online Tokopedia mengaku belum mendapatkan keuntungan. Pasalnya, hingga saat ini layanan yang disediakan Tokopedia kepada setiap merchant atau toko online, masih gratis.
"Tokopedia akan tetap berkomitemen untuk menawarkan layanan gratis, yang mana bebas biaya pendaftaran dan bebas komisi transaksi bagi setiap pengusaha kecil hingga brand yang ingin membuka toko online," kata CEO Tokopedia, William Tanuwijaya kepada tim Tekno Liputan6.com di Hotel Le Meridien, Jakarta.
Maka dari itu hingga saat ini Tokopedia belum mendapatkan keuntungan. "Untuk mendapatkan keuntungan pada model bisnis marketplace ini membutuhkan waktu yang lama. Contohnya, Amazon, baru mendapat keuntungan setelah sembilan tahun berdiri," tambah William.
Lalu dari mana Tokopedia mendapat dana untuk tetap bisa bertahan? William memaparkan, pihaknya mendapatkan suntikan dana dari pemodal ventura dunia, seperti East Ventures, CyberAgent Ventures, Beenos, dan Softbank.
"Kami mendapatkan suntikan dana dari pemodal asing karena hanya mereka yang tertarik untuk menyuntikkan dananya ke perusahaan internet. Sebelumnya kami sudah berusaha untuk mencari pemodal lokal sejak tahun 2007, namun tidak ada yang tertarik," tambah William.
Tokopedia mengklaim dirinya sebagai mal online terbesar di Indonesia, yang memungkinkan setiap individu, toko kecil, dan brand untuk membuka dan mengelola toko online mereka secara mudah dan gratis. Tokopedia juga merupakan salah satu tech startup company asal Indonesia dengan tingkat pertumbuhan yang pesat.
(isk/dhi)
Â