Vendor Lokal Tanggapi Rencana Tablet Masuk Sekolah

Adopsi tablet lewat e-Sabak disebutkan memiliki dampak positif dan negatif yang perlu diantisipasi.

oleh Denny Mahardy diperbarui 15 Jan 2015, 15:00 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2015, 15:00 WIB
Dukung Program e-Sabak, Telkom Akan Buka 3 Jalur Komunikasi
Foto: Ilustrasi e-Sabak (ebookeditingpro.com)

Liputan6.com, Jakarta - Rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengganti bahan ajar dengan perangkat tablet dalam sistem bernama e-Sabak menjadi sebuah inovasi dalam dunia pendidikan Indonesia. Perusahaan pembuat perangkat mobile lokal ikut angkat suara menanggapi keputusan terbaru pemerintah tersebut.

Evercoss, produsen gadget asal Indonesia, menyambut baik keputusan pemerintah dalam hal mengadopsi tablet sebagai pengganti buku bahan ajar di sekolah. Hal tersebut diugkap oleh Janto Djojo selaku Direktur Pemasaran Evercoss.

"Adopsi teknologi di bidang pendidikan itu tentu hal yang positif. Tapi kan semua hal baru ada hal positif dan negatifnya, hal negatifnya itu yang perlu kita antisipasi ketika mengadopsi teknologi di pendidikan," ujar Janto kepada tim Tekno Liputan6.com.

Ia menyebutkan hal positif yang mungkin bisa tercapai dengan mengadopsi perangkat tablet di sekolah adlaah kemudahan bagi siswa untuk mendapat bahan ajar. Terlebih lagi pemerintah berencana menerapkan sistem ini bagi sekolah yang berada di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).

"Kalau siswa mungkin akan mudah menyesuaikan diri menggunakan tablet untuk belajar. Nah sisi negatifnya kan pasti ada, salah satunya ada di guru. Kalau ternyata gak bisa menyesuaikan diri pakai tablet akan terganggu proses belajarnya. Jadi pelatihan harus ada kalau mau pakai tablet di sekolah, khususnya buat para guru," tambah Janto.

Pentingnya pelatihan guru ketika mengadopsi perangkat tablet di sekolah sebagai alat ajar. Mendikbud Anies Baswedan menyebutkan pelatihan bagi para siswa dan guru akan diterapkan ketika sistem baru pendidikan tersebut dilaksanakan.

"Pelatihan pasti ada nantinya. Saya melihat yang sangat perlu ada pelatihan ialah kalangan guru-guru pengajarnya. Mereka bisa kita sebut sebagai imigran di era digital karena aslinya di era non-digital," kata Anies di Kantor Kemendikbud beberapa waktu lalu.

Soal penerapan konsep pembelajaran yang baru ini, Kemendikbud menggandeng Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Telkom. Ketiga instansi tersebut mengklaim akan melakukan rapat lebih mendalam terkait konsep penerapan e-Sabak.

(den/dew)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya