Mendiang Steve Jobs jadi Pria `Mellow` Usai Punya Anak

Liputan6.com, Jakarta - Di dalam buku otobiografi Steve Jobs terbaru yang bertajuk 'Becoming Steve Jobs: The Evolution of a Reckless Upstart into a Visionary Leader', sang penulis, Brent Schlender and Rick Tetzeli, mengungkapkan banyak fakta baru terkait pendiri Apple tersebut.

Sebagai seorang jurnalis, Schlender, memang dikenal sangat dekat dengan Jobs. Saat berkarir di Fortune dan The Wall Street Journal, Schlender menjadi satu-satunya wartawan yang akrab dengan Jobs selama 25 tahun karirnya di dunia teknologi.

Jobs memang dikenal memiliki kebiasaan nyentrik dalam memimpin perusahaan. Selain visioner dan selalu memiliki pemikiran inovatif, ia juga seorang yang galak, tegas, bahkan terkadang berperilaku menyebalkan. 

Namun di dalam buku Schlender dan Tetzeli diungkapkan bahwa Jobs juga memiliki kelembutan dalam dirinya. Jobs disebutkan menjadi seorang pria 'mellow' yang emosionil setelah putra pertamanya, Reed, lahir di tahun 1991. Kepada Schlender, sang mendiang legenda dunia teknologi itu pernah mengaku bahwa dirinya semakin takut untuk memecat seorang karyawan setelah memiliki anak.

"Ketika saya melihat orang-orang yang hendak dipecat, saya melihat mereka seperti anak saya yang baru berusia 5 tahun. Saya membayangkan bagaimana saya pulang ke rumah dan berkata kepada istri bahwa anak kami telah dipecat. Atau saya juga membayangkan bahwa pemecatan juga mungkin saja menimpa anak saya di usia kerjanya nantui. Saya tidak pernah menjadikan urusan pemecatan ini sebagai masalah pribadi sebelumnya," tutur Jobs yang terekam di dalam buku Schlender dan Tetzeli seperti yang dikutip dari laman Business Insider, Rabu (1/4/2015).

Mendiang Jobs sendiri memiliki tiga oarnag anak dari sang istri, Laurene Powell Jobs. Ketiga anak Jobs adalah Reed lahir di tahun 1991, diikuti adiknya Erin di tahun 1995 dan yangt paling bungsu, Eve, tahun 1998.

Sebagai orangtua, Jobs menerapkan peraturan aneh kepada anak-anaknya. Ya, sebagai legenda dunia teknologi, Jobs justru dikabarkan tidak ingin anak-anaknya terlalu menyukai produk teknologi, baik itu iPhone, iPod, maupun iPad.

(dhi/dew)