Liputan6.com, Jakarta - Tingginya kasus penyadapan yang terjadi belakangan ini mendorong perusahaan IT Security asal Indonesia, PT Indoguardika Cipta Kreasi (ICK), mengembangkan teknologi khusus untuk mencegah penyadapan terjadi.
"Satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyadapan terjadi adalah menggunakan teknologi enkripsi,” ungkap Agung S Bakti, President Director PT Indoguardika Cipta Kreasi, saat Media Briefing Teknologi Antisadap di Jakarta, Jumat (30/10/2015).
Namun, kata Agung, Indonesia saat ini masih lebih sering menggunakan layanan teknologi enkripsi yang berasal dari luar negeri. Oleh karena itu, ICK mengembangkan teknologi enkripsi khusus dengan menggunakan beberapa modul enkripsi.
"Dengan teknologi yang dikembangkan, ICK ingin menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia juga memiliki teknologi enkripsi yang tidak kalah dengan teknologi luar negeri,” ujar Agung.
Teknologi yang digunakan Indoguardika adalah dengan membagi memecah aliran data menjadi 2-4 jalur, sehingga pencuri data akan sulit mengetahui isi data tersebut.
"Dengan sistem ini, meski pencuri berhasil memperoleh satu bagian data yang diinginkan, ia tidak bisa membukanya. Dikarenakan enkripsi baru bisa dilakukan ketika seluruh data sudah terkumpul,” jelas Sujoko, Research and Production Director ICK.
Agung juga menambahkan bahwa lewat teknologi yang dikembangkan, PT ICK ingin mendukung Indonesia agar lebih berdikari. Salah satunya dalam hal IT Security. Terlebih menurutnya, layanan serupa dari luar negeri juga tidak menjamin 100 persen keamanannya.
Di sisi lain, keberhasilan ICK dalam mengembangkan teknologi enkripsi berhasil menarik perhatian banyak pihak, tak terkecuali pemerintah. Lewat Kementerian Pertahanan, ICK diikutsertakan dalam gelaran Defence and Security Bangkok 2015 bersama dengan 11 industri pertahanan nasional lainnya.
(dam/cas)