Stephen Hawking: Ilmu dan Teknologi Ancaman Terbesar Manusia

Tak hanya ilmu dan teknologi yang mengancam kehidupan manusia, tapi juga bencana alam yang masih akan terus menghantui hingga seribu tahun

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 22 Jan 2016, 09:46 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2016, 09:46 WIB
Stephen Hawking
Stephen Hawking dan Teori Pencarian Alien

Liputan6.com, Jakarta - Ilmu dan teknologi acapkali dijadikan salah satu tolak ukur kemajuan peradaban manusia. Semakin baik ilmu dan teknologi yang dicapai, jelas sebuah peradaban akan disebut sebagai peradaban yang maju.

Namun, anggapan tersebut mungkin tidak selalu benar. Setidaknya, itulah yang dipikirkan oleh seorang fisikawan terkemuka saat ini, Stephen Hawking. Dalam sebuah kesempatan, Hawking memperingatkan bahwa kemajuan ilmu dan teknologi dapat mengancam eksistensi manusia.

Menurut dia, kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi lambat laun dapat mengancam kehidupan manusia itu sendiri. Hawking menuturkan, senjata nuklir dan virus yang direkayasa genetik jelas dapat membahayakan eksistensi manusia jika tidak diatur.

"Kita (manusia) tidak akan berhenti membuat kemajuan maupun sebaliknya. Jadi kita harus mengenali bahaya yang mungkin terjadi dan dapat mengendalikannya," ujar Hawking seperti dikutip dari laman The Guardian, Jumat (22/1/2016).

Tak hanya itu, Hawking juga memperkirakan bahwa bencana alam di Bumi juga dapat mengancam kehidupan manusia setidaknya satu sampai sepuluh ribu tahun ke depan. Namun, bukan berarti ketika itu manusia tidak dapat bertahan.

Sebab, Hawking optimistis bahwa pada saat kondisi itu tiba, manusia sudah dapat mengembangkan koloni di luar angkasa. Hanya saja, sebelum mencapai kondisi tersebut, untuk saat ini manusia masih harus berhati-hati dan bertahan hidup.

Sebelumnya, Hawking juga pernah mengutarakan kekhawatirannya terhadap perkembangan kecerdasan buatan yang begitu pesat. Fisikawan asal Inggris tersebut merasa bahwa kecerdasan buatan bisa menjadi petaka bagi manusia.

Sebab, manusia yang dibatasi oleh evolusi biologis yang sangat lambat tidak akan mampu bersaing dengan perkembangan kecerdasan buatan. Dan, posisi manusia dapat digantikan oleh keberadaan kecerdasan buatan tersebut. 

(Dam/Isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya