Alasan Khoirul Anwar Lebih Memilih Berkarier di Jepang

Disinggung mengenai alasan memilih berkarier di Jepang, Khoirul Anwar menuturkan dirinya terbuka untuk berkarier di mana saja.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 13 Mar 2016, 19:44 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2016, 19:44 WIB
Kisah Pemegang Paten Teknologi 4G LTE yang Kini jadi Profesor
Berikut rangkuman perjalanan karir Khoirul Anwar, sang pemegang paten teknologi 4G LTE yang kini jadi profesor.

Liputan6.com, Jakarta - Sekadar informasi, saat ini Khoirul Anwar berprofesi sebagai asisten profesor di Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST).

Disinggung mengenai alasan memilih berkarier di Jepang, pria pemegang paten teknologi Fast Fourier Transform (FFT) untuk 4G LTE asal Kediri ini menuturkan dirinya terbuka untuk berkarier di mana saja.

Namun, untuk saat ini Jepang dipilih karena negara tersebut telah memberikan dukungan yang besar. Selain itu, dana penelitian yang diberikan pemerintah Jepang begitu besar.

Jika dibandingkan Indonesia, Khoirul memperkirakan dana penelitian Jepang 166 kali lebih besar.

"Sekarang memilih Jepang, karena negara ini memberikan dukungan yang besar untuk penelitian saya sekarang. Juga karena fasilitas dan kerja sama industri yang bagus dan sinergis," ujar Khoirul saat berbincang dengan Tim Tekno Liputan6.com.

Di lain sisi, Khoirul juga berharap dapat menjadi ilmuwan yang berkontribusi dengan menemukan teori fundamental baru untuk teknologi komunikasi masa depan.

"Nah, karena cita-cita saya seperti itu, sebenarnya (saya) bisa tinggal di mana pun," ujar Khoirul mengakhiri pembicaraan.

4G LTE di Indonesia

Mengenai perkembangan 4G LTE di Indonesia, Khoirul sendiri belum mengetahui teknologi mana yang digunakan dalam penyelenggaran jaringan ini di Tanah Air.

Namun, mengingat ini konsep baru, Khoirul memerkirakan dibutuhkan biaya yang cukup mahal untuk pembangunan base station-nya.

Selain itu, Khoirul juga berharap layanan 4G bisa digelar di seluruh wilayah Indonesia. Selain efisien, banyak kebaikan dari konsep 4G dan kecepatan, yakni konsep broadband yang efek multipath fading-nya dapat dengan mudah diatasi oleh FFT.

Khoirul juga menuturkan, saat ini para ilmuwan sudah mulai mengembangkan teknologi 5G dan 6G untuk masa depan.

Oleh sebab itu, ia mendorong riset di Indonesia mulai mengarah ke sana dan tidak sekadar menjadi negara target 5G dan 6G, melainkan juga produsen.

(Dam/Isk)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya