Liputan6.com, Jakarta - Tahun ini pemerintah akhirnya meresmikan dua tender proyek Palapa Ring untuk Paket Barat dan Paket Tengah. Proyek tersebut dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan dan pemerataan pembangunan infrastruktur jaringan telekomunikasi di Indonesia.
Menurut Menteri Komunikasi Rudiantara, saat ini masih ada ketimpangan antara jaringan telekomunikasi di wilayah Indonesia. Pria yang akrab dipanggil Chief RA tersebut menuturkan, kecepatan akses internet di beberapa daerah seperti di Indonesia Timur masih rendah.
"Di Jawa, khususnya Jakarta dan sekitarnya, pengguna masih bisa merasakan kecepatan internet sampai 10Mbps. Namun, di wilayah timur seperti Ambon dan Papua, kecepatan internet hanya mencapai 300Kbps," ujar Rudiantara saat hadir dalam acara Deklarasi Indonesia Fiber-To-The-Home Association di Jakarta, Rabu (27/4/2016), kemarin.
Baca Juga
Ia juga tak memungkiri bahwa pemerintah sebelumnya terlihat lebih berfokus pada pengembangan internet mobile.
Rudiantara mengakui hal itu disebabkan internet mobile saat ini lebih banyak digunakan, ditambah momentum kehadiran 4G yang diresmikan akhir tahun lalu.
Lebih lanjut Rudiantara mengatakan fixed broadband memiliki masalah berbeda daripada mobile broadband. Masalah yang dihadapi pengembangan fixed broadband di Indonesia ada pada kepemimpinan pemerintah daerah sebagai pemangku kebijakan.
"Leadership kepala pemerintah daerah menjadi sangat vital. Sebab, masalah perizinan yang dibutuhkan operator untuk membongkar dan menanam kabel berasal dari pemerintah daerah," tutur Rudiantara.
Untuk itu, ia menyarankan pemerintah daerah agar dapat menyiapkan satu koridor atau peraturan untuk menampung semua operator. Salah satunya dapat dilakukan melalui Badan Usaha Milik Daerah, sehingga ada satu pihak yang dapat mengatur semuanya.
Masalah Fixed Broadband
Senada dengan Rudiantara, Ketua Umum Mastel Kristiono tak menampik bahwa salah satu masalah dalam pengembangan fixed broadband di Indonesia adalah soal perizinan. Biaya infrastruktur lebih mahal juga disebut Kristiono menjadi salah satu masalah pengembangan fixed broadband di Indonesia.
Namun, ia menuturkan hal itu dapat ditanggulangi dengan beberapa cara, salah satunya melalui network sharing. "Untuk itu, salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan network sharing dan open access," ujar Kristiono.
Sebagai informasi, Palapa Ring merupakan proyek pemerintah untuk membangun infrastruktur jaringan serat optik yang menghubungkan seluruh kabupaten atau kota di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memeratakan akses broadband di Tanah Air.
Palapa Ring juga menjadi salah satu proyek Infrastruktur Strategi Nasional yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013. Proyek ini meliputi tiga paket berdasarkan wilayah Indonesia, yaitu Paket Barat, Paket Tengah, dan Paket Timur.
Paket Barat meliputi wilayah Riau dan Kep. Riau hingga Pulau Natuna dengan total panjang kabel serat optik 2.000 km, dan Paket Tengah meliputi wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara hingga Kep. Sangihe-Talaud dengan total panjang kabel 2.700 km.
Sementara Paket Timur yang meliputi wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat, dan Papua dengan total panjang kabel sekitar 6.300 km saat ini masih dalam tahap prakualifikasi.
(Dam/Why)
Advertisement