Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan hasil laporan Kaspersky Lab mengenai IT Threat Evolution for Q2, financial malware (malware yang menyerang lembaga keuangan) berkembang melalui kolaborasi antar pembuat malware.
Selama kuartal ini, Kaspersky Lab berhasil memblokir 1,132,031 serangan financial malware, naik 15,6% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Salah satu penyebab kenaikan ini karena adanya kolaborasi antara pembuat dua Trojan perbankan terkemuka, yaitu Trojan Gozi dan Trojan Nymaim, di mana keduanya menempati posisi teratas dalam 10 besar financial malware.
Trojan Gozi menempati posisi kedua dengan sebanyak 3,8% perangkat lunak keamanan milik pengguna berhasil mendeteksi financial malware, sementara Nymaim mengambil posisi ke enam dengan 1,9%.
Financial malware yang memimpin di posisi teratas masih terus ditempati oleh Zbot. 15,17% pengguna terkena serangan financial malware yang berasal Trojan ini.
Menurut statistik Kaspersky Lab, Turki menjadi negara yang paling banyak diserang oleh malware jenis ini: 3,45% dari pengguna produk Kaspersky Lab di negara ini mengalami ancaman online.
Rusia berada di posisi kedua, dengan jumlah ancaman online sebanyak 2,9%, diikuti Brasil dengan 2,6%. Perhelatan Olimpiade mendorong Brasil menempati posisi teratas dalam daftar serangan di Q3.
Advertisement
"Financial malware masih terus aktif dan berkembang pesat. Trojan perbankan baru secara signifikan memperpanjang fungsi mereka dengan menambahkan modul baru, seperti ransomware. Jika penjahat tidak berhasil mencuri data pribadi pengguna, mereka akan mengenkripsi dan menuntut uang tebusan," kata Denis Makrushin, ahli keamanan di Kaspersky Lab melalui keterangan resminya, Kamis (18/8/2016).
Baca Juga
Trojan Nymaim pada awalnya dirancang sebagai ransomware, memblokir akses ke data berharga milik pengguna dan kemudian menuntut uang tebusan untuk bisa membukanya. Namun, versi terbaru memiliki fungsi Trojan perbankan Gozi yang memberikan penyerang akses dari jarak jauh ke PC korban.
Contoh lainnya adalah keluarga Trojan Neurevt. Denis menyebut, malware ini tidak hanya digunakan untuk mencuri data dalam sistem perbankan online, tetapi juga untuk mengirimkan spam.
"Kami di Kaspersky Lab menanggapi situasi ini dengan memperluas dan mempertajam cara mendeteksi dan mengklasifikasikan financial malware, sehingga kami dapat memblokir lebih cepat," tambahnya.
Trojan perbankan tetap menjadi ancaman online yang paling berbahaya. Malware jenis ini sering disebarkan melalui website hasil peretasan dan email spam penipuan, setelah menginfeksi pengguna dengan meniru halaman perbankan online yang resmi sebagai upaya mencuri informasi pribadi milik pengguna, seperti rincian rekening bank, password, atau informasi kartu perbankan.
(Isk/Ysl)