Ini Alasan Niantic Labs Blokir Pemain Pokemon Go yang Nakal

Niantic Labs beberkan alasan diblokirnya pemain nakal yang mencari Pokemon memakai aplikasi pemetaan pihak ketiga,

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 31 Agu 2016, 07:53 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2016, 07:53 WIB
Pokemon Go
Niantic persiapkan update terbaru. (Ubergizmo)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu, Niantic Labs sempat menghapus akun yang dianggap nakal kala bermain Pokemon Go. Namun, hukuman itu ternyata membuat beberapa pemain memakai aplikasi pemetaan pihak ketiga.

Menanggapi hal tersebut, mantan anak perusahaan Google itu telah membuat pernyataan resmi soal apa yang sebenarnya terjadi. Perusahaan itu juga berjanji untuk membuka kembali akses untuk akun-akun tersebut.

Seperti diketahui, beberapa pemain memang menggunakan akses pemetaan tak resmi untuk mengetahui keberadaan Pokemon terdekat.

Namun, penggunaan aplikasi semacam itu dianggap sebagai upaya penyerangan ke server Pokemon Go.

Hal tersebut yang tak banyak diketahui oleh banyak pemain. Karenanya, Niantic Labs memiliih untuk langsung menutup akun-akun yang dianggap telah mengganggu layanan gim itu.

Mereka beralasan, penggunaan aplikasi pihak ketiga itu tak sekadar untuk memetakan Pokemon terdekat. Pengembang aplikasi pemetaan pihak ketiga bahkan dianggap bisa mengumpulkan data untuk kebutuhannya tanpa sepengetahuan pengguna.

Mengutip informasi dari laman Business Insider, Rabu (31/8/2016), server Pokemon Go juga terkena dampak dari pengguna aplikasi semacam itu. Permintaan informasi yang begitu banyak dalam satu waktu membuat performa gim tak mampu berjalan maksimal.

Seluruh permintaan itu terlihat seperti sebuah serangan distributed denial of service (DDos). Serangan yang umum digunakan cyber attacker untuk mengambil alih sebuah layanan dengan meningkatkan lalu lintas data di dalamnya.

Untuk itu, perusahaan telah melakukan peningkatan dari sisi infrastruktur dan mulai melakukan pembenahan di antara pemain.

Pemain yang menggunakan layanan pemetaan pihak ketiga disebut akan mulai dapat diakses kembali, sementara akun yang memakai bot atau aplikasi lain dipastikan tetap diblokir.

Pun demikian, bukan berarti sikap Niantic akan lebih lunak pada para pemain nakal. CEO Niantic John Hanke menyebut bahwa pihaknya tetap akan terus memblokir pemain curang, sebab prioritas mereka adalah menyediakan pengalaman yang adil, menyenangkan, dan legal untuk semua pemain.

(Dam/Isk)

 




POPULER

Berita Terkini Selengkapnya