Liputan6.com, Jakarta - Tech in Asia Conference Jakarta 2016 memasuki hari terakhirnya pada 17 November 2016. Di panggung main stage, Tech In Asia mengundang Sukan Makmuri (CTO KUDO) sebagai pembicara pada diskusi panel bersama dengan Tesong Kim (CEO VIP Plaza) dan Patrick Williamson (pendiri dan CEO Otobro) sebagai moderator.
Dengan tema "Panel Without Fear", Sukan membagi pandangan visionernya terhadap banyak hal; salah satunya pandangan tentang iklim startup yang kompetitif.
"Salah satu tantangan terbesar startup di Indonesia adalah keinginan pasar yang cepat berubah. Saya berpandangan, startup yang tengah menjamur, menjadi tren 'latah' di kalangan pemuda, yang sering kali didirikan tanpa konsep matang dan tujuan jelas dalam misi menyelesaikan permasalahan yang ada," ujar Sukan.
Advertisement
Baca Juga
Ia juga menambahkan, "Model bisnis seperti yang dijalani KUDO bukanlah model bisnis yang akan cepat mati dalam 1 atau 2 tahun ke depan karena KUDO tidak didirikan sekedar mengikuti fenomena tren 'latah' tadi."
Menurut penjelasan Sukan, KUDO berdiri atas dasar persamaan tekad para pendiri dan karyawannya untuk memberi solusi dalam memecahkan permasalahan yang menjadi poin lemah Indonesia: negara dengan populasi terbesar ke-4 di dunia dengan angka pengeluaran tahunan tinggi; mayoritas populasi itu belum mengerti teknologi, dan tidak terbiasa dengan sistem belanja online.
KUDO memosisikan sebagai platform fleksibel yang mudah beradaptasi terhadap siapa saja mitranya yang akan muncul nantinya. Hal inilah yang menjadikan KUDO bukan sebagai kompetitor para pemain e-Commerce.
Sukan menilai, justru pasar yang mendikte suatu startup. Oleh karena itu, para pendiri startup mesti pandai memprediksi kemungkinan perubahan, cepat beradaptasi, dan memiliki strategi pemasaran fleksibel.
Pada dasarnya sebuah startup juga harus memiliki pemahaman psikologis tentang pasarnya: apa yang menjadi nilai penting dalam hidup mereka, apa yang mereka sukai, apa yang menjadi penyebab mereka melakukan hal-hal tertentu. Kemudian, sesuaikan dengan produk yang akan dikeluarkan dan konsisten terhadap tujuan.
"Carilah investor yang memiliki visi yang sama dengan Anda. Ketahui apa yang mereka inginkan terlebih dahulu, berapa banyak ROI (Return on investment) yang mereka harapkan, serta apa solusi dan bagaimana cara mewujudkannya dengan sumber daya terbatas,” pungkas Sukan sekaligus memberi saran bagi siapa saja yang sedang dalam tahap pencarian investor.
(Why/Cas)