Liputan6.com, Jakarta - Sekelompok tim peneliti di MIT (Massachusetts Institute of Technology) telah merancang salah satu material paling ringan dan paling kuat menggunakan graphene. Mereka membuat material itu dengan mengompresi dan menggabungkan serpihan graphene, sebuah bentuk dua dimensi dari karbon.
Material baru ini memiliki kepadatan lima persen dan kekuatan sepuluh kali baja, sehingga akan sangat berguna untuk diterapkan di bidang, di mana bahan ringan dan kuat diperlukan.
Faktor kunci yang membuat material baru ini kuat adalah bentuk geometris tiga dimensi ketimbang materi itu sendiri. Artinya, material ringan dan kuat lainnya bisa dibuat dari berbagai material lain dengan menciptakan struktur geometris serupa.
Advertisement
Baca Juga
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances, telah dicoba oleh kelompok peneliti lainnya, tetapi mereka, sebagaimana dikutip dari Daily Mail, Selasa (10/1/2017) gagal mencocokkan prediksinya. Hasil percobaan mereka menunjukkan kekuatan material itu tidak sekuat yang diprediksi.
Tim MIT pun kemudian memutuskan untuk menganalisis "perilaku" material itu sampai ke tingkat atom terpisah dalam strukturnya. Lembaran-lembaran rata dua dimensi yang hanya setebal satu atom, dapat membesar di dimensi lainnya tanpa batas, serta sangat kuat dan memiliki sifat kelistrikan.
Namun saking tipisnya, Dr Markus Buehler, Kepala Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan MIT dan salah satu peneliti utama dalam proyek ini mengatakan, "Lembaran-lembaran itu tidak berguna untuk membuat bahan tiga dimensi yang dapat digunakan di kendaraan, bangunan, atau perangkat."
"Apa yang kami lakukan adalah mewujudkan angan-angan mentransformasikan material dua dimensi ini ke struktur tiga dimensi," ujar Dr Buehler lebih lanjut.
Untuk membuat material ini, tim peneliti mengompresi serpihan kecil graphene dengan menggunakan panas dan tekanan. Ini menghasilkan sebuah struktur kuat dan stabil yang menyerupai beberapa jenis karang dan alga kecil yang disebut diatom.
(Why/Isk)