1,5 Juta Data Akun Gamers dari Komunitas eSports Dunia Bocor

Salah satu komunitas gim kompetitif terbesar di dunia yang bernama E-Sports Entertainment Association (ESEA) menjadi korban peretasan.

oleh Yuslianson diperbarui 12 Jan 2017, 13:20 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2017, 13:20 WIB
eSports
Suasana turnamen eSports. (Sumber: CraveOnline)

Liputan6.com, Jakarta - Di awal 2017 ini kabar kurang baik muncul dari ranah eSports dunia. Salah satu komunitas gim kompetitif terbesar di dunia yang bernama E-Sports Entertainment Association (ESEA) dikabarkan menjadi korban peretasan pada akhir Desember 2016.

Akibatnya, data yang memuat 1,5 juta informasi pemain eSports di ESEA pun bocor. Demikian dikutip dari laman CraveOnline, Kamis (12/1/2017).

Kabar tersebut diamini oleh ESEA, tepatnya terjadi pada 27 Desember 2016. Tiga hari kemudian, lewat akun Twitter, ESEA memberitahukan kabar peretasan ini kepada pemainnya.

Lebih lanjut, mereka juga menyebutkan ada kemungkinan beberapa informasi pemain akan bocor. Namun mereka tidak mengonfirmasi apakah data-data tersebut bocor dari sistem milik mereka.

Sabtu pekan lalu, layanan informasi penyedia data curian, LeakedSource mengumumkan 1,5 juta informasi ESEA yang dicuri muncul di database mereka. Saat diminta informasi tambahan tentang data yang didapat, salah satu juru bicara LeakedSource memberikan sebuah sampel data yang dipilih secara acak.

Saat ditelisik, data yang bocor itu berisi informasi tentang tanggal registrasi, kota, state (atau provinsi), kapan login terakhir, username, nama lengkap, alamat email, tanggal lahir, kode pos, nomor telepon, laman URL, Steam ID, Xbox ID, dan PSN ID. Di Reddit, sejumlah pemain yang mendengar kabar ini mengonfirmasi bahwa informasi milik mereka dapat ditemukan di data yang dicuri tersebut.

Lebih lanjut, juru bicara LeakedSource menyebutkan peretasan ESEA termasuk ke dalam metode ransomware karena si peretas menuntut uang US$50,000 atau sekitar Rp 665 juta. Sebagai langkah antisipasi, ESEA langsung menambal kebocoran data itu dengan menggunakan sistem keamanan lebih baik.

(Ysl/Why)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya