Peretasan Partai Demokrat AS Contoh Konkret dari Perang Informasi

Peretasan sistem Partai Demokrat AS dan Kementerian Luar Negeri Republik Ceko adalah contoh konkret dari perang informasi.

oleh Iskandar diperbarui 02 Feb 2017, 21:00 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2017, 21:00 WIB
Kecam Terorisme, Hacker `Anonymous` Nyatakan Perang dengan ISIS
CloudFlare disebut tidak memilih-milih konsumen, bahkan dicurigai melindungi banyak website yang berhubungan dengan ISIS.

Liputan6.com, Amerika Serikat - Kelompok hacker telah menerobos belasan akun email di Kementerian Luar Negeri Republik Ceko. Metode serangan ini menyerupai kasus peretasan yang menarrgetkan sistem Partai Demokrat AS, akhir tahun lalu.

Menteri Luar Negeri Republik Ceko Lubomir Zaoralek mengatakan, ia memperoleh informasi dari para ahli serangan siber bahwa serangan itu kemungkinan dilakukan oleh negara asing. Namun ia memastikan, komunikasi internal kementerian tidak terpengaruh dan tidak ada data rahasia yang dicuri, meskipun beberapa data ekstensif telah dicuri.

Pun demikian, Zaoralek yang mana akun emailnya juga terkena serangan, tidak menyebutkan nama negara yang bertanggung jawab atas serangan itu.

"Ketika saya membicarakan hal ini dengan para ahli, mereka mengatakan kepada saya bahwa karakter serangan itu sangat canggih. Yang pasti, menurut mereka, serangan itu dilakukan oleh beberapa negara asing," ujar Zaoralek dalam konferensi pers sebagaimana dikutip dari laman Reuters, Kamis (2/2/2017).

"Mereka juga mengatakan kepada saya bahwa metode serangan yang dilakukan menyerupai karakter serangan terhadap sistem Partai Demokrat di Amerika Serikat," sambungnya.

Berkaitan dengan hal tersebut, Threat Intelligence Director Avast Software Michal Salat, buka suara. Ia mengatakan bahwa hacker bisa mengeksploitasi kelemahan dalam sistem email atau menggunakan phishing untuk mendapatkan akses.

"Akan tetapi, karena tidak ada informasi yang detail, kami hanya bisa berspekulasi. Pemerintah menggunakan saluran yang terpisah untuk bertukar informasi rahasia. Menurut sepengetahuan kami, cara itu tidak bisa diretas," kata Salat kepada Tekno Liputan6.com.

Terlepas dari kualitas informasi yang diretas, tambahnya, lembaga-lembaga politik harus bisa melindungi semua akun mereka dengan baik. Salat berujar, kebocoran data selalu menyebabkan hilangnya kepercayaan, dan bahkan email non-diplomatik dapat mengungkapkan informasi yang dapat digunakan untuk menyerang seorang politikus.

Peretasan server email Partai Demokrat AS yang terjadi pada akhir 2016 merupakan bukti bahwa serangan dapat mempengaruhi dunia politik. Salat menilai, pemilihan presiden yang akan berlangsung pada tahun ini di Republik Ceko, mengingatkan kita tentang apa yang terjadi AS.

"Serangan yang menargetkan Kementerian Luar Negeri Republik Ceko menunjukkan bahwa para hacker sangat ingin mengakses informasi mengenai negara-negara lain. Ke depannya kami akan melihat, apakah informasi penting bakal diektraksi dari server email yang terkena dampak," paparnya.

Informasi saat ini merupakan komoditas yang paling berharga. Catat apa saja jenis informasi yang kamu bagi dan simpan dalam email. Laporan bank, komunikasi pribadi atau dokumen dan gambar?

"Ada banyak cara yang bisa dilakukan hacker untuk bisa menyalahgunakan isi email, misalnya, menyebar informasi rahasia ke publik, memeras korban atau digunakan untuk perdagangan saham. Peretasan sistem Partai Demokrat AS dan Kementerian Luar Negeri Republik Ceko adalah contoh konkret dari perang informasi," pungkas Michal.

(Isk/Cas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya