Tak Ingin Uang, Ransomware Ini Minta Korban Main Gim

Tipe ransomware bernama rensenware ini meminta korban harus memainkan gim terlebih untuk kembali mendapatkan akses komputernya

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 10 Apr 2017, 12:00 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2017, 12:00 WIB
Ransomware
Ransomware (blog.securitymetrics.com)

Liputan6.com, Jakarta - Ransomware merupakan salah satu tipe malware yang sangat dihindari pengguna komputer. Alasannya, malware ini didesain untuk mengunci perangkat korban sehingga tak bisa diakses. Guna mendapatkan akses kembali, korban biasanya diminta untuk membayarkan sejumlah uang tebusan terlebih dulu.

Namun sebuah ransomware anyar memiliki tawaran berbeda. Alih-alih meminta uang tebusan, korban dari malware bernama "Rensemware" ini diminta untuk memainkan sebuah gim untuk mendapatkan kembali akses dari perangkat yang sudah disandera.

Dilansir laman Forbes, Senin (10/4/2017), korban harus bermain gim berjudul Undefined Fantastic Object guna memperoleh kembali akses perangkatnya. Tak tanggung-tanggung, korban diharuskan bisa mencapai nilai 200 dalam modus permainan yang sangat sulit.

Sebagai informasi, Undefined Fantastic Object merupakan gim seri kedua belas dari Touhou Project. Gim yang memiliki judul Touhou Seirensen dalam bahasa Jepang ini pertama kali diperkenalkan pada 2009. Dalam gim ini, pemain diharuskan menghancurkan pesawat UFO yang menjadi musuh.

Untungnya, rensemware merupakan ancaman yang didesain sebagai aksi iseng semata. Kreator Rensemware menuturkan malware itu tak lebih dari upaya bercanda. Karenanya, ia juga telah menulis pernyataan maaf kepada para pengguna komputer yang telah menjadi korban.

Tak hanya itu, ia juga telah menyiapakan tool khusus agar para korban dapat mengakses kembali komputernya. Tool ini digunakan untuk mengelabui Rensemware sehingga membuatnya berpikir bahwa gim telah dimainkan dan mencapai skor minimun yang diharuskan.

Sebagai informasi, ransomware merupakan malware yang didesain untuk memeras korban. Malware ini akan mengenkripsi data yang disimpan dalam komputer korban sehingga tak bisa diakses. Lalu, korban akan diminta untuk membayar sejumlah uang tebusan untuk dapat mengakses kembali data miliknya.

Biasanya uang tebusan yang diminta oleh para penyerang dikonversi dalam bentuk satuan digital, yakni bitcoin. Para ahli keamanan memperkirakan uang tebusan yang diminta berkisar ribuan atau jutaan dolar per hari. Ransomware juga disebut-sebut sebagai salah satu ancaman siber yang berkembang paling cepat sejak 2005.

(Dam/Ysl)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya