Liputan6.com, California - Tahukah kamu, waktu di Saturnus ternyata lebih pendek daripada Bumi? Ya, waktu di Planet Cincin tersebut diprediksi hanya berkisar sekitar 10 jam. Sementara, satu hari di Bumi menghabiskan waktu 24 jam.Â
Seperti dikutip Daily Mail, Senin (24/7/2017), para astronom dari Imperial College London meneliti 'misteri' berapa jam yang dihabiskan dalam sehari di Saturnus.
Sayang, hingga detik ini mereka masih belum bisa memastikan apakah 10 jam dalam sehari itu terjadi setiap hari atau hanya di waktu tertentu.
"Rasanya seperti mencari jarum di tumpukan jerami yang berubah bentuk dan warna. Kita tak bisa memprediksi secara pasti berapa jam yang dihabiskan dalam sehari di planet itu. Hingga kini, kami baru bisa menelaah bahwa satu hari di Saturnus setidaknya memakan waktu 10 jam 47 menit," kata Michele Dougherty, pimpinan astronom dari Imperial College London.
Dougherty juga menjabat sebagai Principal Investigator untuk instrumen magnetometer di pesawat Cassini. Instrumen tersebut berada di dalam pesawat probe yang ditugaskan untuk mendeteksi sinyal pada medan magnet Saturnus. Setelah diteliti lebih dekat, sinyal medan magnet menunjukkan gelombang yang berulang setiap 10 jam 47 menit.
Baca Juga
"Patokan kami sampai sekarang baru dari itu saja (data yang diambil instrumen magnetometer Cassini). Akan tetapi, periode ini bisa jadi berbeda jika kita mengamati belahan di bagian utara atau selatan Saturnus," Dougherty melanjutkan.
Ditambahkan olehnya, waktu harian di Saturnus sepertinya juga bisa berubah sesuai dengan musim yang berlangsung. Jadi, 10 jam dalam satu hari di Saturnus merupakan prediksi waktu paling pendek.
"Satu hari di sana memang lebih pendek dari Bumi, jika kami menemukan data dari medan magnet di bagian Saturnus lainnya, kami yakin tidak akan selama di Bumi (24 jam)," timpalnya.
NASA sendiri menggunakan medan magnet dan radio dari emisi gelombang planet untuk menguak misteri tersebut. Awalnya, kesulitan bermula karena awan di Saturnus berputar dalam kecepatan yang tidak stabil.
Karena itu, mereka memanfaatkan panas dari cairan konduktif elektrik planet yang menghasilkan gelombang data dari medan magnet.
(Jek/Cas)
Advertisement
Tonton Video Menarik Berikut Ini:
ÂÂ
Â