Liputan6.com, California - Kondisi iklim di Planet Mars memang sulit ditebak. Sebelumnya, ilmuwan mengetahui planet merah ini memiliki permukaan berlapis es di wilayah kutub utaranya. Dan kini, mereka baru saja mengungkap Mars mengalami badai salju pada saat tertentu.
Baca Juga
Advertisement
Menurut informasi yang dilansir Engadget pada Rabu (23/8/2017), badai salju yang terjadi pada waktu malam hari ini terjadi akibat partikel--seperti abu dan zat kimia lain--bercampur dengan udara planet.
Campuran partikel tersebut menghasilkan debu yang mirip dengan salju dan mengendap di permukaan planet.
"Kami harus menginvestigasi lebih lanjut soal dampak apa yang terjadi akibat siklus alam dari debu 'salju' ini," kata Aymeric Spiga, ilmuwan NASA yang juga menerbitkan studi berjudul "Nature's Geoscience".
Lapisan es yang ada di wilayah kutub utara Mars sendiri mudah meleleh. Berdasarkan pantauan ESA (Badan Antariksa Eropa), kandungan es kutub di Mars justru terdiri dari air dan es kering (frozen carbon dioxide) yang ternyata juga berasal dari badai salju tersebut.
Pada musim dingin Mars, suhunya turun drastis yang memicu 30 persen karbon dioksida mengering, sehingga memunculkan es beku.
Es Kering
Sementara di musim panas, sebagian besar es kering ini menjadi atmosfer yang menguap dalam bentuk gas dan hanya meninggalkan lapisan es yang mengandung air.
Selain kawasan es, NASA dan ESA juga mengamati kawasan ngarai (canyon) Mars, yakni Chasma Boreale. Jaraknya sepanjang 500 kilometer dan seluas 2 kilometer dari es kutub utara.
Menurut laporan, jurang Chasma Boreale kini semakin lama semakin curam dan dalam. Hal ini disebabkan oleh semakin menumpuknya es dan debu sehingga membentuk sekitar sisi ngarai. Kedalaman canyon Mars ini dilaporkan mencapai 2 kilometer.
(Jek/Cas)
Tonton Video Menarik Berikut Ini: