Liputan6.com, Jakarta - Tren pembayaran melalui smartphone, seperti Apple Pay atau Android Pay, memang tengah berkembang pesat. Sejumlah negara seperti Inggris, termasuk Indonesia juga sudah mulai memanfaatkan teknologi ini dalam transaksi sehari-hari.
Namun harus diakui, pengembangan masyarakat nontunai (cashless) di Tiongkok sudah lebih berkembang. Bahkan seperti dikutip dari Mirror, Selasa (19/12/2017), pengemis di negara tersebut menerima sumbangan dengan mobile payment semacam ini.
Advertisement
Baca Juga
Jadi, para pengemis ini sudah memiliki kode QR yang dapat dipindai pejalan kaki ketika ingin memberikan sumbangan. Laporan mencatat, pengemis sudah banyak ditemukan di wilayah tempat turis berkumpul, seperti di Jinan atau Beijing.
Sejumlah pihak menyebut hal ini tak asing sebab jumlah smartphone murah di Tiongkok telah cukup banyak. Di sisi lain, dominasi sistem pembayaran mobile seperti WeChat dan Alipay sudah menjangkau banyak kota, termasuk daerah terpencil di negara itu.
Meski terdengar canggih, laporan media setempat ternyata mengungkap informasi lain di balik aktivitas tersebut.
Berdasarkan laporan China Channel, sejumlah perusahaan ternyata memanfaatkan para pengemis itu untuk mendapatkan data para pemberi sumbangan.
Perusahaan itu akan mengumpulkan data WeChat dari para pemberi sumbangan. Aksi ini mungkin dilakukan karena biasanya pengguna mobile payment harus mendaftarkan informasi pribadi untuk melakukan transaksi.
"Sama seperti data email atau nomor ponsel yang banyak diperjualbelikan, di Tiongkok informasi mengenai akun WeChat juga dapat diperjualbelikan dengan harga tertentu," tulis China Channel dalam laporannya.
Harga yang Dibayar Perusahaan untuk Para Pengemis
Sejumlah perusahaan bahkan tak segan-segan sengaja membayar penduduk untuk mulai mengemis di jalanan. Mengingat seluruh transaksi dilakukan secara digital, proses pembagian pembayaran pun dapat dilakukan lebih mudah.
"Saya dibayar sekitar 1 yuan (Rp 2 ribu) untuk satu orang yang memindai kode di perangkat," ungkap salah seorang pengemis.
Tindakan ini pun ternyata memang cukup disukai para pengemis. Alasannya, bayaran yang mereka terima terkadang hampir menyamai gaji minimun di Tiongkok.
Sekadar informasi, sistem pembayaran mobile di Tiongkok saat ini memang tengah berkembang pesat. Laporan tahun lalu menyebut jumlah pembayaran digital di Negeri Tirai Bambu itu 50 kali lebih besar dari Amerika Serikat.
(Dam/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â
Advertisement