Liputan6.com, Jakarta - Tepat 13 tahun lalu, yakni 26 Desember 2004, Aceh dan sekitarnya dihantam gempa bumi dan tsunami. Berbagai daerah pesisir Aceh pun luluh lantak diterjang gempa dan tsunami sehingga menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa.
13 tahun kemudian, warganet kembali mengenang salah satu bencana alam paling mematikan tersebut di linimasa Twitter melalui tagar #13thnTsunami dan Tsunami Aceh, Selasa (26/12/2017).
Advertisement
Baca Juga
Pengguna Twitter pun ada yang bercerita kembali tentang kejadian tsunami dan tidak sedikit pula yang berdoa untuk korban dan Aceh.
Pemilik akun @loewiehono misalnya mencuitkan, agar kejadian tsunami 13 tahun lalu diambil hikmahnya, bahwa Tuhan maha besar dengan segala kemampuan-Nya. Ia juga mendoakan korban kejadian tsunami tersebut.
Untuk mengambil hikmah kejadian #13thnTsunami di Aceh. Allah maha besar dengan segala kemampuannya.Teriring do’a untuk korban kejadian tsunami tersebut #Al-Fatihah
— Mas Andung (@loewiehono) December 26, 2017
Pun demikian dengan pengguna Twitter @infa_wilindaya yang mengenang dan mendoakan korban tsunami Aceh sembari mengunggah foto masjid yang tetap bertahan di tengah permukiman yang disapu ombak tsunami.
Mengenang #13thnTsunami semoga jadi pembelajaran. Al Fatihah utk semua korban. pic.twitter.com/94Ps98KzFx
— Infa Wilindaya (@infa_wilindaya) December 26, 2017
Cuitan dan Doa Lainnya
Ada juga yang menganggap tsunami di Aceh membuat dunia jadi makin sadar pentingnya mendorong pembangunan yang lebih sensitif risiko.
Bencana yang terjadi di Aceh membuat dunia semakin menyadari pentingnya mendorong pembangunan yang lebih sensitif risiko serta mendukung kehidupan manusia. #13thnTsunami
— Manik Sukoco (@maniksukoco) December 26, 2017
Sementara, pengguna dengan akun @zikrilmaulana berdoa agar bencana tidak lagi melanda Indonesia melalui cuitannya.
Al-fatihah, semoga bencana tidak lagi melanda negeri Indonesia, Amin #13thntsunami
— Zikril Maulana (@zikrilmaulana) December 26, 2017
#13thnTsunami Aceh sudah berlalu menjadikan kita semua dalam golongan orang yang sabar dan tabah. Semoga para korban tenang disisi-Nya dan terus bahagia amin yarobal Alamin🙏
— IG : Casini_cacas (@casinicacas29) December 26, 2017
#13thnTsunami . Tsunami aceh. Alfatihah...
— ❤I S M I❤ (@ismitea) December 26, 2017
Tsunami Aceh mengajarkan kita bhw, betapa kecil, lemah, & tidak berdayanya kita dihadapan Allah SWT. Mari berdoa. *Mengenang #13thnTsunami pic.twitter.com/FYRHseISLt
— Bilal Abd. (@bilal_abd18) December 26, 2017
Advertisement
Peringatan 13 Tahun Tsunami
Pemerintah Provinsi Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menggelar peringatan 13 tahun gempa dan tsunami di Kecamatan Leupung, Aceh Besar.
"Peringatan 13 tahun gempa dan tsunami Aceh dipusatkan di halaman Masjid Al Ikhlas, Gampong Meunasah Masjid, Kecamatan Leupung, Aceh Besar," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Reza Fahlevi di Banda Aceh, Senin (25/12/2017).
Peringatan dilaksanakan pada Selasa 26 Desember dengan tema "Melawan Lupa, Bangun Kesadaran Masyarakat Menuju Budaya Siaga Bencana".
Pemilihan Kecamatan Leupung, Aceh Besar, sebagai lokasi utama penyelenggaraan peringatan tsunami Aceh didasarkan kepada kejadian masa lalu.
"Kecamatan Leupung merupakan wilayah yang mengalami dampak serius akibat gempa dan gelombang tsunami Aceh yang mengakibatkan kehancuran harta benda dan korban ribuan nyawa masyarakat setempat," ungkap Reza seperti dikutip Antara.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Rahmadhani menyebutkan, ada empat tujuan utama yang ingin dicapai dari penyelenggaraan peringatan gempa dan tsunami Aceh setiap tahunnya. Yakni refleksi, apresiasi, mitigasi dan promosi.
"Kejadian gempa dan tsunami masa lalu menyadarkan kita betapa kecil dan tidak berdayanya manusia di hadapan Allah SWT, dan setiap kejadian bencana tersebut harus menjadi ibrah sebagai introspeksi diri dan inilah bagian dari refleksi," sebut Rahmadhani.
Adapun apresiasi, kata dia, peringatan tsunami di Aceh akan selalu menjadi momentum penting untuk mengenang dan berterima kasih kepada seluruh masyarakat nasional dan internasional atas segala dukungan dan solidaritas sosial dalam membantu pembangunan Aceh.
"Aceh berada di daerah rawan bencana. Khususnya gempa dan tsunami, masyarakat Aceh harus bersahabat dengan bencana dan selalu membangun budaya siaga bencana dalam upaya mengantisipasi bencana-bencana yang mungkin terjadi di masa akan datang," jelas Rahmadhani.
(Tin/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: