Duh, Instagram Disusupi 95 Juta Akun Palsu

Media sosial berbagi foto dan video singkat Instagram yang memiliki 1 miliar pengguna di dunia, ternyata dijejali 95 juta akun palsu. Bagaimana bisa?

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 21 Jul 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2018, 13:00 WIB
Logo baru Instagram
Logo baru Instagram (Sumber: The Guardian).

Liputan6.com, Jakarta - Media berbagi foto dan video Instagram , ternyata memiliki 95 juta akun palsu.

Sebelumnya, dalam laporannya, platform milik Facebook itu mengklaim sudah punya 1 miliar pengguna di seluruh dunia.

Rupanya, menurut studi yang dijalankan oleh perusahaan riset Ghost Data, 95 juta dari 1 miliar akun di Instagram adalah palsu belaka.

95 juta akun palsu itu bisa saja disalahgunakan untuk menebar hoaks dan berita palsu, hate speech, dan propaganda politik.

Ghost Data mengestimasikan, persentase pengguna Instagram yang sifatnya bot atau palsu meningkat 9.5 persen tahun ini, sedangkan pada 2015 sebanyak 7,9 persen dari total akun.

Pada 2015, Instagram memiliki 300 juta pengguna. Saat itu juga, platform besutan Kevin Systrom tersebut membersihkan jutaan akun palsu per Desember 2014.

Dalam menyelenggarakan riset yang dimaksud, Ghost Data menggunakan 20.000 bot guna mengidentifikasi karakteristik akun-akun di Instagram.

Lembaga riset ini menemukan bahwa akun palsu cenderung mengikuti banyak akun Instagram populer, tetapi mengunggah foto yang didapatkan dari situs web lain.

Dalam laporan yang disarikan oleh The Information, akun-akun palsu tetap merajalela di media sosial. Masalahnya, para pengiklan membayar jasa selebgram berdasarkan jumlah follower yang dimiliki.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Rentan Terhadap Akun Bot

Ilustrasi Instagram di Smartphone Android. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat
Ilustrasi Instagram di Smartphone Android. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Instagram sendiri terbilang sangat rentan terhadap aktivitas bot karena penekanan terhadap gambar lebih sulit diidentifikasi dibandingkan teks seperti pada platform media sosial lainnya.

Selain itu, baik foto maupun video cenderung lebih cepat viral dibandingkan teks sehingga sulit untuk membatasi materi yang sifatnya ofensif.

Tahun lalu Instagram juga mengumumkan tindakan keras terhadap akun palsu yang menyebabkan ditutupnya layanan Instagress.

Instagress adalah layanan pihak ketiga yang mengklaim bisa membantu pengguna mendapatkan pengikut IG.

(Tin/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya