Ups, Menteri Keamanan Siber Jepang Akui Tak Pernah Pakai Komputer

Menteri Keamanan Siber Jepang Yoshitaka Sakurada mengaku dirinya tidak mengoperasikan komputer secara langsung.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 16 Nov 2018, 16:00 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2018, 16:00 WIB
Menteri keamanan Siber Jepang Yoshitaka Sakurada mengaku tidak paham menggunakan komputer (AFP/Jiji Press)
Menteri keamanan Siber Jepang Yoshitaka Sakurada mengaku tidak paham menggunakan komputer (AFP/Jiji Press)

Liputan6.com, Jakarta - Jabatan Menteri Keamanan Siber tak dimungkiri lekat dengan kesan ahli dalam urusan komputer, setidaknya untuk sekadar pengoperasiannya.

Namun, pengakuan mengejutkan datang dari Menteri Keamanan Siber asal Jepang belum lama ini.

Alasannya, seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (16/11/2018), Menteri Keamanan Siber Jepang Yoshitaka Sakurada mengaku dirinya tidak pernah mengoperasikan komputer.

Bahkan, dia sempat mengungkapkan bingung dengan konsep USB drive.

Pengakuan itu dilakukan Sakurada saat bertemu dengan Parlemen Jepang.

Sekadar informasi, Sakurada merupakan deputi kepala kantor dari strategi keamanan siber pemerintah yang juga bertanggung jawab pada gelaran Olimpiade dan Paraolimpiade di Jepang tahun depan.

"Sejak umur 25, saya meminta karyawan dan sekretaris (untuk mengoperasikan komputer), jadi saya tidak menggunakan komputer sendiri," tuturnya.

Saat disinggung mengenai penggunaan USB drive di fasilitas nuklir Jepang, Sakurada juga dilaporkan bingung.

Akibat jawabannya tersebut, Sakurada pun menjadi sasaran empuk oposisi pemerintah Jepang saat ini.

"Tidak dapat dibayangkan, seseorang yang tidak pernah menyentuh komputer bertanggung jawab untuk kebijakan keamanan siber," tutur oposisi Masato Imai.

Tidak berhenti di situ, pengakuan Sakurada juga mengundang beragam komenter negatif di dunia maya. Beberapa komentar di Twitter menyebut apakah Sakurada tidak malu dengan pengakuan tersebut.

"Saat ini, sejumlah presiden perusahaan sudah menggunakan PC. Namun, dia bahkan tidak tahun apa itu USB. Astaga," tulis salah seorang warganet. Sakurada sendiri baru memegang jabatan ini setelah Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe melakukan reshuffle kabinet.

Jepang Mulai Pekerjakan Robot Pemandu Wisata

Ilustrasi Robot
Ilustrasi Robot (iStockPhoto)

Terlepas dari pengakuan tersebut, Jepang harus diakui masih menjadi negara dengan adopsi teknologi yang terbilang tinggi. Hal itu dibuktikan dengan penerapan teknologi terkini di sejumlah lini. 

Salah satunya adalah memanfaatkan robot untuk berperan sebagai pemandu wisata.

Dikutip dari Japan Times, mulai 22 September 2018 sampai 31 Maret 2019, dua perusahaan dan agensi travel Jepang sepakat memakai robot untuk mendampingi wisatawan selama bepergian.

RoBoHon, demikian nama robot tersebut, yang diklaim Jepang bakal memudahkan perjalanan wisatawan, terutama solo traveler saat jalan-jalan di Jepang.

Robot canggih RoBoHon ini memiliki tinggi sekitar 19,5 sentimeter dengan berat 390 gram.

Selain dilengkapi GPS, robot bisa memberikan informasi yang dibutuhkan wisatawan, terkait lokasi yang menjadi tujuan wisatawan. Tapi untuk sementara, bahasa yang keluar dari RoBoHon masih terbatas, hanya tiga bahasa saja, yakni Jepang, Tionghoa dan Inggris.

Dilengkapi Kamera

Ilustrasi Robot
Ilustrasi Robot (iStockPhoto)

Bagi yang senang selfie, robot ini juga siap memberikan layanan maksimal, karena dilengkapi dengan kamera super canggih. 

Sejumlah wisatawan dilaporkan sudah banyak yang menggunakan layanan tersebut. Komentar mereka umumnya positif dan mengaku senang atas layanan yang baru tersedia di Kyoto ini.

Lalu berapa harga sewanya? Sewanya sebesar Rp 794.000 selama enam jam. Konon, harga sewa sebesar itu termasuk murah karena layanan robot ini sangat mengesankan.

Untuk sementara, robot hanya bisa menemani wisatawan dalam perjalanan wisata dari Stasiun Kyoto, Kuil Kiyomuzudera, Nanzen-ji, dan Shogunzuka Saeiyu-den Hall.

(Dam/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya