Liputan6.com, Jakarta Transistor merupakan suatu komponen elektronika yang berfungsi sebagai switch elektronik. Kerjanya hampir sama dengan switch mekanik.
Jika kita ingin mengaktifkan switch, Anda cukup tekan tombolnya atau geser jika menggunakan switch geser. Begitu juga pada transistor. Hanya saja pada transistor, untuk mengaktifkan switchnya, membutuhkan trigger atau tegangan pemicu pada kaki basis.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Sehingga listrik akan mengalir dari kaki collector ke emitter. Dari keterangan ini didapat bahwa transistor memiliki tiga kaki pada umumnya, yaitu basis, collector dan emitter.
Transistor memiliki dua jenis, yaitu NPN dan PNP. Perbedaan dari kedua jenis ini terletak pada jenis trigger pada kaki basis. Misalnya pada NPN, akan aktif jika pada basisnya diberi tegangan, sebaliknya jika pada basis PNP akan aktif jika kita beri GND. Jadi NPN adalah kebalikan nya dan PNP.
Ada beberapa cara untuk membedakan mana transistor PNP dan NPN. Sebelumnya, Anda harus mengetahui posisi kaki basis, kolektor, dan emitornya.
Ciri-ciri Transistor NPN dan PNP
Ciri-ciri Transistor NPN
Dengan melihat susunan kaki transistor pada rangkaian maka anda dapat menentukan jenis transistor tersebut. Transistor ini banyak ditemukan pada amplifier radio. Untuk transistor jenis NPN, maka susunan kaki adalah sebagai berikut:
1. Kaki emitor biasanya menuju ke arah kutub negatif atau tegangan lebih rendah dari tegangan kolektor.
2. Kaki kolektor biasanya ke arah positif atau tegangan lebih tinggi dari tegangan emitor.
3. Jika basis diberi arus negatif maka transistor mati jika diberi arus positif maka transistor hidup
Â
Ciri-ciri Transistor PNP
Transistor yang biasanya sering dipakai adalah c945, a733, tip 31, tip 32, tip 41,tip 42, 2n3055, mj2955. Untuk transistor PNP cara menentukannya sebagai berikut:
1. Kaki emitor biasanya menuju ke arah kutub positif atau tegangan lebih tinggi dari kolektor.
2. Kaki kolektor biasanya ke arah negatif atau tegangan lebih rendah dari emitor.
3. Jika basis diberi arus positif maka transistor mati jika diberi dengan negatif transistor hidup. Nah, setelah memahami tentang transistor, Liputan6.com, Selasa (22/1/2019) akan membahas tentang fungsi transistor yang telah dirangkum dari berbagai sumber.
Advertisement
Fungsi Transistor
1. Sebagai Saklar
Kebanyakan pada sistem kontrol menggunakan Arduino atau jenis mikrokontroller lain nya, menggunakan Transistor sebagai switch atau saklar. Sebagai contoh mengontrol Relay AC dengan Arduino.
Pada dasar nya tegangan output Arduino tidak sanggup mengontrol Relay AC. Apalagi jika di hubungkan langsung akan menyebabkan kerusakan pada Arduino itu sendiri. Untuk itu kita memerlukan rangkaian Transistor sebagai switch.
2. Sebagai Driver Motor DC
Fungsi transistor yang lazim dilihat pada sistem kontrol adalah sebagai driver atau pengendali motor DC. Motor DC akan off atau on jika kondisi transistor dalam keadaan saturasi atau cut off. Tidak hanya on off saja, transistor ini juga bisa berfungsi sebagai penentu arah putaran motor DC. Apakah motor nya berputar searah jarum jam atau berlawanan dengan jarum jam. Rangkaian nya sering di sebut dengan H-Bridge resistor.
3. Sebagai Pembangkit Sinyal Flip–Flop
Pada rangkaian flip flop juga terdapat dua transistor. Dimana led pada gambar di bawah akan hidup dan padam secara bergantian. Penyebab led hidup dan padam atau pembangkin sinyal pada rangkaian ini di sebabkan RC pada rangkaian.
4. Sebagai Penguat Arus
Transistor juga pada umumnya di gunakan sebagai penguat arus pada rangkaian power supply regulator. Biasanya ini digunakan sebagai sumber power supply Arduino atau mikrokontroller lain.
Sebagai contoh pada gambar di bawah ini. Jika tanpa transistor maka output Tegangan 7805 adalah 5Volt. Namun kemampuan Arus yang dia lewati sekitar 500mA. Artinya jika bebannya nanti melebihi 500mA maka LM7805 akan mengalami kerusakan.
5. Gerbang Logika
Pada dasarnya semua gerbang logika, bahkan memory maupun CPU di buat dari jutaan transistor? setidak nya ini yang saya dengar dari dosen Pak Zulham M.Eng, dosen Embedded sistem.
Sebagai contoh, gerbang Nor, itu dibuat dari satu transistor saja.Setelah mengetahui tentang fungsi transistor, terdapat salah satu satu produk dari transistor yang sering digunakan, yaitu transistor tip 31. Transistor tip 31 ini termasuk ke dalam transistor PNP.
Transistor tip 31 memiliki spesifikasi dengan memiliki arus kolektor kontiyu maks (lc):3A. Memiliki tegangan maksimal collector-emitter (Vce) 40 V, tegangan minimal basis-collector on-state (Vbe) sat 1.8 V (MAX), tegangan saturasi maksimal collector-emitter (Vce)sat 1.2 V. Dengan Hfe 50, bandwidth 3 MHz dan kemasannya TO-220.
Transistor TIP31 dan TIP 32 di sini bekerja secara tim, yaitu dalam artian keberadaan kedua transistor ini saling melengkapi. Transistor TIP31 yang merupakan transistor tipe NPN bekerja pada penguatan sinyal positif, sedangkan transistor TIP32 yang merupakan transistor tipe PNP bekerja pada penguatan sinyal negatif.
Sehingga sebuah penguatan tidak akan sempurna jika tidak ada salah satu dari mereka. Dari ciri–ciri di atas dan skema yang ada, maka dapat kita simpulkan bahwa penguatan ini merupakan penguat kelas AB. Di sekitar kedua transistor tersebut terdapat sejumlah komponen di antaranya dua buah dioda yang berfungsi memecah sinyal menjadi sinyal positif yang kemudian dikirimkan ke basis TIP31 dan sinyal negatif yang kemudian ke basis TIP32.
Selain itu, juga terdapat resistor 2k2 yang berfungsi sebagai pembagi tegangan kepada kedua basis TIP tersebut dengan bekerja sama dengan dua dioda.
Â
Reporter: Nisa Mutia Sari