4 Jenis Ledakan Heboh yang Pernah Terjadi di Luar Angkasa

Berikut ledakan-ledakan di luar angkasa yang terdeteksi oleh NASA dan ilmuwan lainnya, sebagaimana dikutip Merdeka dari berbagai sumber.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Feb 2019, 06:30 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2019, 06:30 WIB
NASA
Citra satelit dimanfaatkan untuk membantu Indonesia selama beberapa minggu dan bulan mendatang pascabencana. Di sini, petir dapat dilihat di dekat pulau Kalimantan pada tahun 2014, dari atas Stasiun Angkasa Luar Internasional. (REDI WISEMAN / NASA)

Liputan6.com, Jakarta - NASA memang telah melakukan banyak penelitian luar angkasa.

Salah satu penelitian yang paling mengerikan adalah terkait ledakan yang terjadi di luar angkasa. Ledakan tersebut bersumber dari beberapa benda-benda di antariksa.

Berikut ledakan-ledakan di luar angkasa yang terdeteksi oleh NASA dan ilmuwan lainnya, sebagaimana dikutip Merdeka dari berbagai sumber.

 

1. Ledakan Sinar Gamma

sinar-gamma-130528b.jpg
Sinar gamma

Ledakan paling kuat ternyata bersumber dari sebuah bintang di alam semesta.

Ledakan itu menghasilkan energi sebanyak hitungan detik, seperti energi matahari selama 10 miliar tahun hidupnya.

Menurut catatan tim pengamat, ledakan tersebut terlihat sangat jelas, bahkan bisa dilihat dengan menggunakan teropong. Mereka juga menjelaskan bahwa ledakan tersebut hanya berlangsung beberapa milidetik hingga sekitar satu menit.

Sebuah ledakan sinar gamma (GRBs) terjadi saat sebuah bintang masif mati serta runtuh menjadi sebuah lubang hitam baru dan meledak sebagai supernova.

Ledakan tersebut memancarkan pancaran gas ke seluruh alam semesta dengan kecepatan cahaya. Teleskop robotik melihat ledakan tersebut, kemudian diberi nama GRB 160625B pada Juni 2016.

2. Ledakan Pulsar

Pemandangan dari luar angkasa (Sumber: Siakapkeli.my)
Pemandangan dari luar angkasa (Sumber: Siakapkeli.my)

Pada 2014, Pusat observasi bintang MAGIC (Major Atmospheric Gamma-ray Imaging Cherenkov) yang terletak di Kepulauan Canaria, dekat pesisir Afrika, baru saja menemukan ledakan paling terang di luar angkasa.

Ledakan itu berasal dari sebuah pulsar bernama 'Crab' alias 'Kepiting' yang berada 6500 tahun cahaya dari Bumi.

Pulsar Kepiting tersebut berasal dari bekas supernova 1054D (bintang yang sudah mati dan meledak) akibat medan magnet atau gravitasi super kuat. Pulsar sendiri kerap disebut bintang neutron atau bintang padat oleh ilmuwan.

Medan magnetnya berkekuatan 10.000 miliar kali lebih kuat dari medan magnet matahari. Inilah yang menyebabkan ukuran si pulsar menjadi sangat kecil.

Akibat medan magnet dan energi nuklir si pulsar, membuat si pulsar berputar hingga 30 kali per detik!

Ukuran kecil, energi besar, dan rotasi kilat adalah resep utama untuk sebuah ledakan energi yang super dahsyat.

3. Ledakan Meteor yang Menabrak Bulan

[Bintang] 5 Mitos Gerhana Bulan yang Selalu Saja Bikin Heboh
Dari dulu hingga sekarang, inilah beberapa mitos gerhana bulan yang selalu saja buat heboh. (Ilustrasi: Bintang.com/Bambang E.Ros)

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengungkap, meteorit menghantam permukaan Bulan pada Maret 2013, dengan kecepatan 90.000 kilometer per jam dan menciptakan kawah baru selebar 20 meter.

Ledakan yang tercipta bahkan bisa disaksikan dengan mata telanjang manusia yang kebetulan sedang menyaksikan satelit bumi saat itu.

Para ilmuwan memperkirakan, batu yang menghantam Bulan berukuran lebar 0,3 sampai 0,4 meter. Beratnya mencapai 40 kilogram. Dan ledakan yang dihasilkan sekuat 5 ton bahan peledak TNT.

Mengapa batu kecil bisa membuat Bulan tambah bopeng? Ini karena satelit planet manusia itu tak seberuntung Bumi yang memiliki perisai berupa atmosfer yang kuat.

4. Ledakan Atmosfer di Bumi

Asteroid (1)
Komet yang melintas di atmosfer Bumi. (Sumber Pixabay)

Ledakan di atmosfer Bumi terekam oleh satelit Rusia Lomonosov. Namun belum diketahui benda apa yang menabrak itu. Hanya kabar-kabar konspirasi yang tersebar di kalangan masyarakat.

"Dengan bantuan teleskop, kami telah memperoleh hasil yang lebih penting daripada yang kami perkirakan. Sepertinya kami telah menemukan fenomena fisik baru. Kami belum mengetahui sifat fisik ini. Misalnya, selama penerbangan Lomonosov di ketinggian beberapa lusin kilometer, kami telah memantau beberapa kali 'ledakan' cahaya yang sangat kuat. Tetapi di bawahnya semua jelas, tidak ada badai, tidak ada awan," kata Direktur Institut Penelitian Fisika Nuklir di Universitas Negeri Rusia Mikhail Panasyuk.

Salah satu teori konspirasi yang terdengar adalah adanya tanda invasi alien yang akan datang.

Para ahli teori konspirasi yakin sekali ada alien yang ingin memasuki Bumi. Kemungkinan alien itu membawa senjata untuk menghabisi manusia.

Reporter: Fellyanda Suci Agiesta

Sumber: Merdeka.com

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya