Bersaing dengan Smartphone Tiongkok, Samsung Bakal PHK 1.000 Karyawan?

Untuk memangkas beban biaya, vendor smartphone asal Korea Selatan itu berencana untuk memangkas 1.000 karyawannya di India.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 05 Jul 2019, 16:48 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2019, 16:48 WIB
Samsung MWC
Pengunjung booth Samsung di MWC 2018 melihat-lihat ekosistem Smart Home. (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Liputan6.com, Jakarta - Samsung Electronics pernah merajai pasar smartphone India. Namun, dalam beberapa tahun, hal tersebut berubah drastis setelah banyaknya vendor smartphone Tiongkok masuk.

Oleh karena itu, untuk memangkas beban biaya, vendor smartphone asal Korea Selatan itu berencana untuk memangkas 1.000 karyawannya di India. Demikian sebagaimana dikutip dari Gizmochina, Jumat (5/7/2019).

Selain mengurangi jumlah karyawan, Samsung juga akan memangkas harga untuk produk smartphone dan televisinya.

Perusahaan juga akan melakukan PHK terhadap 150 karyawan Samsung yang ada di divisi smartphone dengan tenggat waktu hingga Oktober 2019.

Pemutusan hubungan kerja ini berlaku pada sebagian karyawan bidang penjualan, pemasaran, riset dan pengembangan, manufaktur, keuangan, hingga HRD.

Sejauh ini, Samsung telah memberikan mandat kepada tiap kepala divisi untuk melaporkan karyawan yang performanya buruk atau tak memenuhi target.

Samsung diperkirakan memiliki 20.000 karyawan di India. Menurut informasi, kantor pusat telah menyetujui keputusan PHK di Samsung India tersebut. Perusahaan kini fokus menghasilkan pertumbuhan laba di India.

Kata Samsung soal PHK Karyawan

Samsung MWC
Booth Samsung di gelaran Mobile World Congress 2018. (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Juru bicara Samsung India menginsyaratkan bahwa Samsung berkomitmen untuk India dan terus berinvestasi secara signifikan di seluruh bisnisnya di India.

"Selama satu tahun terakhir, kami membuat 2.000 lapangan kerja baru di Samsung. Bisnis Samsung di India terus bertumbuh dan meningkat. Oleh karena itu, kami akan mempekerjakan lebih banyak bakat di seluruh bisnis sepanjang tahun," kata juru bicara tersebut.

Juru bicara juga mengatakan, seiring dengan menciptakan lebih banyak lapangan kerja, kami terus menyelaraskan sumber daya, sesuai prioritas bisnis untuk membuat bisnis lebih kuat dan efisien guna kesuksesan jangka panjang.

"Mengenai bisnis, dengan produk-produk baru di seluruh kategori, kami dapat mengkonsolidasikan pangsa pasar kami lebih lanjut. 2019 akan menjadi tahun yang penting bagi perusahaan," katanya.

Akui Terburu-buru Rilis Galaxy Fold

Samsung MWC
Suasana booth Samsung di gelaran Mobile World Congress 2018 di Barcelona, Spanyol (Liputan6.com/ Agustin Setyo W)

Terlepas dari pemutusan hubungan kerja para karyawannya di India, Samsung tengah berlomba-lomba dengan vendor Tiongkok untuk merilis smartphone layar lipat. 

Samsung telah merilis perangkat lipatnya yang bernama Galaxy Fold. Namun baru-baru ini, perangkat layar lipat Samsung tersebut menyimpan sejumlah masalah, sehingga Samsung harus menunda peluncurannya dan menarik sejumlah unit yang ada di reviewer teknologi.

Menanggapi persoalan tersebut, CEO Samsung, DJ Koh, akhirnya angkat bicara dalam sebuah sesi wawancara di Korea Selatan. Berdasarkan laporan The Independent, dia mengaku terburu-buru saat memperkenalkan Galaxy Fold. 

"Ini memalukan. Saya memperkenalkannya sebelum (Galaxy Fold) siap," tuturnya seperti dikutip dari The Next Web, Rabu (3/7/2019).

Dia juga mengatakan ternyata ada beberapa hal yang luput dari pengamatan, sebelum Galaxy Fold diperkenalkan publik.

Kendati demikian, Koh menyebut Samsung tengah melakukan proses perbaikan. Saat ini, Koh mengatakan, ada lebih dari 2.000 perangkat yang sedang diuji coba dari berbagai aspek.

"Kami sedang mengulas semua masalah. Bahkan beberapa masalah yang tidak kami pikirkan, terima kasih untuk para reviewer. Pengujian dalam skala besar masih terus berlangsung," tutur Koh.

Koh sendiri kini belum dapat memberikan kapan smartphone ini akan meluncur ke publik. Akan tetapi, petinggi Samsung lain menyebut masalah di layar Galaxy Fold sudah diketahui.

(Tin/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya