Liputan6.com, Jakarta - CEO dan Co-owner UMG Idea Lab Kiwi Aliwarga tahu apa yang ingin ia bangun, dan bagaimana cara membangunnya.
Kali ini, matanya tertuju pada teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Melalui corporate venture capital (CVC) miliknya itu, Kiwi Aliwarga sebagai inovator teknologi mencoba memupuk pengetahuan dan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap AI.
Salah satu caranya adalah menjalin kerja sama dengan Universitas Indonesia dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang AI.
Advertisement
Kerja sama ini nantinya akan menghasilkan pusat belajar dan laboratorium, dengan nama AI Learning and Innovation Center, lokasinya di Fakultas MIPA Universitas Indonesia.
Baca Juga
Laboratorium ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana belajar dan penelitian oleh dosen dan mahasiswa. Tak hanya itu, lab ini juga nantinya akan diperkenalkan ke siswa SD, SMP, dan SMA. Jadi, pengetahuan dasar tentang AI sudah diperkenalkan sejak dini.
Di mata Kiwi Aliwarga, dalam beberapa tahun ke depan, semua aktivitas akan terhubung dan diolah teknologi AI.
“Saya percaya bahwa ke depan itu semua kegiatan manusia akan berhubungan dengan AI. Namun, di Indonesia ini tidak diajarkan. Hanya ada di tingkat kuliah. Itu pun tidak semua. Tidak memadai,” kata Kiwi dalam pernyataannya, Senin (9/9/2019).
Jika dibandingkan dengan Amerika Serikat dan China, Indonesia memang tertinggal dalam hal pendidikan AI. Di kedua negara tersebut, teknologi ini sudah diperkenalkan sejak dini.
Karena melihat hal tersebut, pengusaha ini berusaha mendorong pengembangan teknologi AI di Indonesia. Dengan dana sebesar USD 1 juta, UMG Idea Lab akan membangun AI Learning and Innovation Center sekaligus membiayai pendidikan orang-orang yang bersangkutan.
Program Training of Trainers
Melalui program Training of Trainers, UMG Idea Lab dan UI akan mengirim dosen, mahasiswa, atau peneliti ke China. Belajar mengenai teknologi AI di sana, dan membawa ilmu tersebut ke Tanah Air, dan menyebarkannya.
Namun, ini tentunya bukan hal mudah. Bukan pula proses yang bisa selesai hanya dalam beberapa tahun. Belajar merupakan proses yang kontinu.
“Kalau ditanya tenggat waktu dan standar kecukupan, harus diperjelas lagi standar 'cukup' untuk teknologi AI itu seperti apa? Bagi saya, yang paling penting adalah memulai dulu. Kalau kita sudah mulai bergerak, pertanyaan itu akan terjawab sendiri,” ucapnya menambahkan.
Untuk AI Learning and Innovation Center sendiri, UMG Idea Lab dan UI menekankan bahwa fasilitasnya akan siap beroperasi pada Januari 2020.
Setelah penandatanganan MoU dengan UI pada Rabu, 4 September 2019, kongsi ini akan mulai merenovasi gedung, melatih tenaga kerja hingga membeli alat dan merakitnya, serta menguji peralatan tersebut.
(Isk/Ysl)
Advertisement