IBM Kembangkan AI Open-Source untuk Kanker

IBM mengembangkan tiga alat berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI) yang dapat membantu para peneliti memerangi kanker

oleh M Hidayat diperbarui 25 Jul 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2019, 08:00 WIB
Kecerdasan Buatan
Ilustrasi Kecerdasan Buatan. Dok: intersystems.com

Liputan6.com, Jakarta - IBM mengembangkan tiga alat berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI) yang dapat membantu para peneliti memerangi kanker.

Dalam siaran pers di blog resminya, kelompok peneliti yang merupakan bagian dari IBM Research itu menyebut, proyek ini dapat "membantu mempercepat pemahaman kita tentang penyebab utama dan mekanisme molekuler dari penyakit kompleks ini, serta perbedaan dalam komposisi tumor yang terjadi di seluruh berbagai jenis kanker."

Hal paling menarik dari proyek ini adalah ketiga alat itu bersifat open-source. Artinya, para peneliti dapat menggunakan alat itu secara cuma-cuma.

Ketiga alat itu dirancang sedemikian rupa guna menyederhanakan proses pengembangan obat kanker. Selain itu, alat ini juga diharapkan dapat membantu peneliti dalam hal publikasi penelitian.

"Kami ingin memperdalam pemahaman tentang kanker untuk melengkapi industri dan akademisi dengan pengetahuan yang suatu hari nanti berpotensi membantu pengobatan dan terapi baru," ujar para peneliti.

Tiga Alat Open-Source

Alat pertama bernama PaccMann, yang menggunakan algoritma deep learning untuk memprediksi apakah suatu senyawa akan menjadi obat antikanker yang efektif.

Alat kedua bernama INtERAcT, yang secara otomatis mengurai jurnal medis untuk pembaruan penting di lapangan.

Sementara alat ketiga adalah PIMKL, yang membantu dokter memberikan perawatan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing pasien.

Sekadar informasi, kanker menjadi penyebab utama kematian kedua di dunia. Diperkirakan ada 18,1 juta kasus baru dan 9,6 juta kematian yang dikaitkan dengan kanker pada tahun 2018.

(Why/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya