Liputan6.com, Jakarta - e-Commerce platfrom perikanan, Aruna.id (Aruna), akan memperluas layanannya di berbagai provinsi di Indonesia. Saat ini layanan Aruna tersebar di 15 titik di berbagai provinsi dan menargetkan bisa mencapai 28Â titik pada akhir tahun ini.
Provinsi-provinsi yang sudah dijangkau di antaranya Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Papua Barat, Sumatera Barat, dan Aceh. Jumlah nelayan yang sudah bergabung mencapai lima ribuan.
Aruna tidak memilih Jawa sebagai wilayah operasional karena sudah banyak pabrik dan akses pasar yang mudah dibandingkan daerah-daerah lain, khususnya wilayah 3T.
Advertisement
Baca Juga
"Kami sudah ada di 15 titik, dan akhir tahun ini targetnya bisa mencapai 28-30 (titik). Titik baru nanti kebanyakan ada di Sulawesi, Kalimantan, dan Papua, dari tengah ke timur targetnya," kata CEO Aruna.id, Farid Naufal Aslam, di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kamis (31/10/2019).
Area layanan lebih luas, kata Farid, akan membuat komoditas ekspor perikanan lebih banyak. Hal ini tentunya akan membuat para nelayan Indonesia lebih sejahtera. Hasil tangkapan yang diekspor adalah ikan, kepiting, dan lobster.
Untuk membuat proses penjualan komoditas perikanan lebih mudah di daerah-daerah, Aruna mempekerjakan tenaga anak muda atau yang disebut sebagai local heroes. Saat ini, terdapat 20 local heroes dan ditargetkan akan mencapai 30 orang pada akhir tahun ini.
Saat ini layanan startup Aruna baru bisa diakses oleh nelayan dan pembeli yang sudah terverifikasi. Startup yang berdiri sejak 2016 ini mempermudah alur pembelian dan penjualan perikanan bagi nelayan dengan bantuan local heroes.
Pembeli atau pabrik biasa akan melakukan pre-order terlebih dahulu melalui aplikasi atau situs web Aruna. Pesanan akan diteruskan ke local heroes, untuk nanti mereka menentukan permintaan yang bisa dipenuhi dan memproses kontrak digitalnya. Local heroes kemudian akan meneruskan pesanan kepada nelayan.
Setelah itu, mitra logistik akan mengambil pesanan, dan dikirim ke gudang-gudang pembeli. Sebagian besar pengiriman dilakukan melalui udara.
Pembangunan infrastruktur di daerah-daerah yang cukup gencar selama beberapa tahun belakangan diakui sangat membantu proses logistik Aruna. Pembangunan serat optik Palapa Ring di berbagai wilayah Indonesia, terutama di 3T, kata Farid, juga sangat membantu membuat proses jual beli berjalan dengan lancar.
"Pengiriman seafood sangat terbantu dengan banyaknya pembukaan bandara dan pelabuhan baru oleh pemerintah. Selain itu, akses telekomunikasi di daerah-daerah juga sudah mulai mudah, terutama sejak ada Palapa Ring," tutur Farid.
Farid mengaku Aruna transparan dalam harga jual dengan mengikuti harga pasar dan menyosialisasikannya kepada para nelayan. Local heroes juga membantu memberikan edukasi kepada para nelayan seperti cara mengontrol kualitas hasil tangkapan, hingga proses packaging.
Ekspor ke Luar Negeri
Sebagian besar hasil tangkapan mitra Nelayan Aruna diekspor ke luar negeri yaitu Tiongkok, Amerika Serikat (AS), Malaysia, Korea Selatan, dan Jepang. Permintaan paling banyak saat ini berasal dari Tiongkok.
Aruna juga akan mencoba mengeksplorasi pasar Eropa, tetapi fokusnya saat ini masih di Asia Tenggara, Tiongkok, dan AS. Indonesia juga merupakan salah satu pasar Aruna.
Perang dagang antara Tiongkok dan AS disinyalir membuat Aruna kebanjiran permintaan dari kedua negara. "Kedua negara itu mencari alternatif karena perang dagang dan itu mengarah ke kita (Indonesia)," tuturnya.
Farid optimistis jika kondisi logistik dan infrastruktur telekomunikasi kian baik di Indonesia, industri perikanan pun akan semakin baik.Â
Ia berharap Aruna bisa menjadi pemimpin pasar di industri e-commerce perikanan dunia. Hal ini terutama kualitas layanannya sudah diakui oleh negara-negara lain.
"Dalam lima tahun ke depan, kami berharap bisa menjadi market leader perikanan dunia. Beberapa negara pun sudah mengundang kami untuk penetrasi ke pasar mereka, terutama Tiongkok, untuk melakukan eksplorasi. Kami pekan depan juga akan ke AS (untuk eksplorasi)," ungkapnya.
Â
Advertisement
Bantuan untuk Nelayan
Tak hanya membantu menyalurkan hasil tangkapan nelayan, Aruna juga memberikan bantuan. Salah satunya dengan merencanakan bantuan para nelayan agar bisa mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari bank-bank BUMN.
Bantuan pendanaan ini sangat dibutuhkan. Menurut Farid, masalah yang biasanya dihadapi nelayan ketika sudah mendapatkan akses ke pasar adalah produktivitas yang terhalang dana.
"Kami membuka peluang kerja sama yang mau mmebantu kontribusi terkait nelayan-nelayan kecil ini, termasuk akses permodalan, bantuan organisasi untuk bantuan sosialnya. Sekarang kami sedang dalam pembahasan dengan bank-bank BUMN untuk pengaluran KUR ke nelayan. Selain itu juga ada beberapa fintech untuk permodalan ke nelayan," kata Farid.
Aruna pun akan membantu para nelayan untuk memiliki tabungan di bank, mengingat saat ini kebanyakan dari mereka belum memiliknya. Hal ini untuk mempermudah penyaluran uang hasil penjualan tangkapan nelayan.
"Nanti mereka akan kami bantu untuk membuat tabungan, karena sekarang banyak yang belum punya. Mereka mengira aksesnya itu susah, jadi nanti pembayaran bisa langsung ke rekening mereka. Sekarang pembayaran ke nelayan masih pakai uang tunai," sambungnya.
Kehadiran Aruna, kata Farid, sejauh ini memberikan dampak positif terhadap pendapatan para nelayan. Ia mengklaim, satu komunitas yang terdiri dari sekira 20-30 nelayan bahkan bisa mendapatkan pendapatan 600-700 juta per bulan.
"Satu komunitas nelayan itu bisa sampai 600-700 juta per bulan. Satu Komunitas itu saat ini sekira 20 hingga 30 orang dengan satu manager (local heroes), tapi satu komunitas bisa sampai 200 orang," jelasnya.
(Din/Why)